View Full Version
Senin, 10 Aug 2009

Saya Bukan Kaki Tangan Noordin M Top

Isu terorisme yang kian mencuat saja beberapa hari terakhir ini rupanya membuat berbagai media berupaya memburu berita dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Termasuk dari sumber-sumber yang tidak jelas. Yang darinya pun tidak sedikit bermunculan berita-berita "ikutan" yang sifatnya "memfitnah" dikarenakan tidak adanya kroscek terlebih dahulu. Sehingga secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pembunuhan karakter terhadap nama-nama mereka yang disebut dalam media itu secara tidak langsung akibat imej yang dibentuk oleh corong media yang secara tidak langsung menancap kuat pada benak masyarakat pembaca atau pendengar dan pemirsa setia media yang bersangkutan.

Sebuah berita yang dimuat di sebuah harian yang berpusat di Jawa Timur, mengetengahkan judul "Di Surabaya, 16 Orang Pengikut Setia", halaman 4. Selepas membaca berita tersebut, intuisi sebagai reporter membawa kami untuk mengkonfirmasi berita kepada orang-orang yang namanya dicantumkan pada koran tersebut.

Ada beberapa nama yang disebutkan oleh sumber harian ini sebagai downline Noordin M. Top yang telah diwawancara dan mereka tampak kurang senang dengan adanya pemberitaan miring tersebut. Mereka berupaya mengajukan pembelaannya atas tuduhan yang ditujukan pada mereka yang tertulis di media harian yang terkenal dengan Radar-nya, pagi ini.

Adalah Ahmad Basir, Chotib bin Koderi, Ahmad Arif Hermansyah, serta Abu Fida. Yang namanya dikait-kaitkan sebagai empat orang yang mendapat perhatian khusus dari polisi selepas mereka bebas dari penjara. Sumber dari harian itu menyebutkan bahwa mereka merupakan beberapa nama jaringan Noordin yang diduga masih aktif.

Ahmad Bashir ketika dikonfirmasi mengenai berita ini menyampaikan,"Ini Fitnah! Saya tidak terima dengan pemberitaan yang ngawur ini! Saya bukan kaki tangan Noordin!"

Ahmad Bashir ketika dikonfirmasi mengenai berita ini menyampaikan,"Ini Fitnah! Saya tidak terima dengan pemberitaan yang ngawur ini! Saya bukan kaki tangan Noordin!"

"Saya saat ini memang bergabung di Jamaah Anshorut Tauhid tapi bukan kelompoknya Nurdin. Saya jadi semakin yakin kejadian-kejadian pasca peledakan Marriot dan Ritz Carlton penuh dengan rekayasa! Dan sekarang saya yang jadi korbannya!" lanjut Ahmad Bashir dengan masih berapi-api.

"Wah! Setahu saya nama Ahmad Arif Hermansyah yang pernah didakwa kasus Terrorisme itu cuman 1 yaitu saya. Lha tapi saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan Noordin M Top selama hidup saya kok! Yang saya sayangkan mengapa media sebesar Jawa Pos dalam penyebutan nama Ahmad Arif Hermansyah sebagai sel aktif Noordin M Top tanpa menjelaskan sumber yang jelas dan tanpa konfirmasi terlebih dahulu," demikian sanggah Ahmad Arif saat ditemui siang ini.  

Saat ditanya apa saran yang mau disampaikan bagi harian yang memfitnahnya, dengan gaya kalem Ahmad Arif menjawab,"Sebagai media yang (konon katanya) besar naif sekali jika Jawa Pos menerbitkan pemberitaan dengan sumber yang tidak jelas. Apalagi itu berisi fitnah dan menyangkut nama baik seseorang di hadapan masyarakat tanpa melakukan kroscek ulang dengan yang bersangkutan. Jangan sampai hal ini terulang kembali. Terima kasih." (mslmdly.net)

gambar : www.suaramerdeka.com

 


latestnews

View Full Version