Jakarta (voa-islam) - Sesepuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Abu Bakar Ba'syir, menegaskan dirinya tidak mengajarkan Islam garis keras. Tapi, yang dia ajarkan adalah Islam garis lurus.
"Ini bukan Islam garis keras, ini Islam garis lurus," kata Ba'asyir di hadapan ratusan orang dalam tabligh akbar di Masjid Al Azhar, Jl Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Sabtu (15/8/2009).
Hal ini sebagai jawaban atas banyaknya tuduhan bahwa beliau mengajarkan Islam garis keras yang menimbulkan aksi terorisme dan kekerasan.
Beliau mengungkapkan, bangsa Yahudi ingin memadamkan semangat jihad yang ada dalam diri umat Islam. Karena itulah makna jihad sering dibelokkan.
"Mereka ingin semangat jihad padam sehingga mereka mencoba membelokkan makna jihad tersebut," ujar Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).
Yahudi ingin memadamkan semangat jihad dari dalam diri umat Islam dengan membelokkan makna jihad.
Ba'asyir juga mengecam dibukanya kantor dagang Israel di Jakarta. Menurutnya, Israel dan Amerika Serikat adalah nenek moyangnya teroris.
Israel dan Amerika Serikat adalah nenek moyangnya teroris.
Menurut Ba'asyir, Yahudi adalah musuh nomor satu umat muslim. Karena itu melawan Yahudi tidak bisa pakai kelembutan, tetapi harus pakai kekerasan.
"Yahudi itu musuh Islam nomor wahid. Kalau melawan Yahudi tidak perlu pakai pulpen, tapi pakai jotos," tegas pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid ini.
Dibukanya kantor dagang Israel di Jakarta membuat geram Abu Bakar Ba'asyir. Jika Presiden SBY tidak bisa mengusir bangsa Yahudi dari bumi Indonesia, Ba'asyir mengusulkan agar majelis zikir SBY dibubarkan saja.
"Yudhoyono, kalau kamu nggak bisa ngusir Yahudi, bubarkan saja majelis zikirmu," kata mantan Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).
Sebelumnya Panglima Komando Laskar Islam (KLI) Munarman juga mencerca dibukanya kantor perdagangan Israel di Jakarta. Menurut dia, Israel selalu menggunakan kantor perdagangan sebagai agen intelejen di negara-negara lain.
(PurWD/v-i/Dn)