View Full Version
Ahad, 23 Aug 2009

MUI Imbau Pembangunan Masjid Tak Minta Sumbangan di Jalan (2)

Jakarta (voa-islam) Menurut Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Ibrahim, MUI tidak menyetujui permohonan sumbangan dengan dalih untuk pembangunan masjid maupun pondok pesantren yang marak dilakukan di angkutan umum ataupun di jalan-jalan.

"Sumbangan mesjid atau pondok pesantren di jalan nggak pernah kita setujui. Itu sudah lama, sejak beberapa tahun lalu," kata Anwar

Hal serupa, kata Anwar, juga tidak disetujui oleh MUI dimanapun. Hal ini dikarenakan ajaran Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk meminta-minta.

"Rasulullah mengatakan lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah," ungkapnya.

Masjid Raya Dibangun Dengan Nada Sambung

BILA anda terbiasa dicegat di jalan-jalan oleh peminta sumbangan untuk pembangunan tempat ibadah seperti masjid dan surau, bersyukurlah hal itu tidak akan ditemukan dalam pembangunan Masjid Raya Sumbar di Kota Padang.

Masjid yang dibangun di tanah seluas 18.800 m2 itu, walau butuh biaya Rp 242 miliar untuk pembangunannya, pengumpulan dananya dipakai cara-cara elegan. Salah satunya adalah melalui donasi dengan mengaktifkan Nada Sambung Pribadi (NSP) dan Flexitone lagu Minang bagi pemilik HP GSM ber-sim card Telkomsel dan HP CDMA ber-sim card Flexi.

Ide pengumpulan dana serupa itu, pernah dilontarkan Gubernur Sumbar H Gamawan Fauzi SH MM ketika bersua dengan Dirut PT Telkom Tbk Rinaldi Firmansyah pada acara Silaturrahmi Saudagar Minang yang dihelat saat libur lebaran tahun lalu. Keinginan itu akhirnya terealisasi setelah PT Telkom secara resmi me-launching NSP dan Flexitone pada Rabu lalu (19/3) di Pangeran Beach Hotel.

Dari hitung-hitungan Rinaldi, andai 1 juta orang Minang saja yang men-download NSP dan Flexitone itu, maka dalam sekejap akan terkumpul dana Rp 6 miliar. Dan dia percaya, dengan begitu banyak pemakai HP asal ranah Minang, baik itu yang ada di kampung halaman maupun di perantauan, impian tersebut akan terealisasi.

Untuk menyosialisasikan NSP dan Flexitone ini, Telkom dan Telkomsel tak terlalu pening benar. Pasalnya Gamawan Fauzi sendiri, hampir di tiap acara pertemuan dengan orang-orang sukses di perantauan, selalu mempromosikan nada sambung pengganti bunyi tut..tutt..tuuttt itu.

“Saya sangat hapal cara men-download-nya. Untuk pengguna Telkomsel, ketik ring spasi on spasi kode lagu kirim ke 1212. Kode lagunya 4200001 untuk lagu Malereang Tabiang, 4200002 lagu Malam Bainai dan 4200003 lagu Minangkabau. Sedangkan pengguna Flexi, kode lagunya 7750001 untuk Malereang Tabiang, 7750002 lagu Malam Bainai dan 7750003 lagu Minangkabau,” sebut Gamawan yang disambut tepuk tangan para undangan yang menghadiri acara launching tersebut.
 
Untuk pengguna Flexi yang mengaktifkan Flexitone ini dikenakan biaya Rp 8.800 (termasuk PPN). Dengan rincian Rp 800 (pajak), Rp 2.000 (biaya jaringan) dan Rp 6.000 (sumbangan untuk masjid). Sedangkan bagi yang mengaktifkan NSP lagu-lagu Minang lawas tersebut dikenakan biaya Rp 9.900, dengan rincian Rp 900 (pajak), Rp 2.000 (biaya jaringan) serta Rp 7.000 (sumbangan untuk masjid).

Sebenarnya untuk pembangunan masjid yang disainnya cukup unik ini, sudah pula dianggarkan sebanyak Rp 100 M dalam APBD Sumbar dalam tahun jamak, dimulai anggran 2007 sampai 2009. Sedang sisanya, Rp 142 M diharapkan bantuan masyarakat, perantau dan umat muslim lainnya, termasuk dari nada sambung tadi. Dan yang paling melegakan, ketika peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 lalu juga telah terhimpun US$ 8.500 dan Rp 63 juta.

Sebelumnya kata Kepala Biro Sospora Drs Kafrawi Bachtiar ketika itu, sudah pula didapat sumbangan dari masyarakat sebesar US$ 4 ribu. Bagi yang masih berkeinginan “tebar pahala” dalam pembangunan masjid kebanggaan rang Minang ini, pun masih bisa menyetorkan dana ke No rekening 2101.0105.00011-2 pada Bank Nagari. Ayo…, tunggu apalagi! (rojul/maryulismax/dari berbagai sumber)


latestnews

View Full Version