View Full Version
Rabu, 26 Aug 2009

Polisi Cari Sensasi Dengan Menetapkan M Jibril Sebagai Buron

Jakarta (voa-islam) - Penetapan Mohamad Jibril sebagai buronan teroris oleh polisi dinilai janggal dan tidak lazim. Karena Jibril tidak 'menghilang' seperti tersangka teroris lainnya. Muncul dugaan, polisi hanya ingin mencari sensasi saja.

"Muncul kesan hanya mencari sensasi semata," ujar Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa B. Nahrawardaya dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (26/8/2009).

Polisi terkesan hanya cari sensai saja dalam menetapkan Mohamad Jibril sebagai buronan teroris. Padahal dia tidak menghilang, tidak mengkir atau menolak penjemputan paksa.

Menurut Mustofa, penetapan buronan atau Daftar Pencarian Orang (DPO) biasanya dilakukan ketika tersangka mangkir hingga tiga kali pemanggilan dan menolak penjemputan paksa. Atau tersangka melarikan diri dan tidak mengindahkan ketertiban proses hukum.

"Jika polisi sudah mengetahui posisi Mohamad Jibril, ada kepentingan apa, sehingga harus diumumkan terlebih dahulu sebagai DPO?" jelasnya.

Mustofa khawatir, Jibril yang tidak merasa menjadi DPO bisa menjadi korban main hakim sendiri oleh masyarakat, akibat pengumuman polisi yang tergesa-gesa melalui media massa.

"Bisa dibayangkan, jika tiba-tiba masyarakat menangkap dengan caranya mereka karena terpicu publikasi polisi tersebut. Padahal, belum tentu yang bersangkutan terlibat," imbuhnya.

Mustofa menyatakan, polisi mesti fokus membawa masalah ini kepada kaitannya dengan terorisme. Jangan sampai melebar ke masalah lainnya.

Penyelidikan polisi bisa merembet ke Abu Jibril dan semua keluarganya.

"Penyelidikan polisi nantinya mungkin merembet ke Abu Jibril, dan juga semua keluarganya. Polisi mestinya fokus pada terorisme bukan distoris ke persoalan lain misalnya soal administrasi kependudukan," pungkasnya. (PurWD/Dc)


latestnews

View Full Version