Medan (voa-islam.com) - Berdasarkan penelitian mengenai pemetaan merokok anak di Medan, ditemukan banyak anak sekolah di Medan yang merokok dengan alasan untuk menghilangkan stress.
Temuan tersebut berdasarkan hasil penelitan pada Agustus-November 2008 terhadap anak laki-laki dan perempuan berusia 10-18 tahun yang dilakukan Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak, Universitas Negeri Medan, hari Selasa.
Perokok di kalangan anak-anak, pelajar pada khususnya, makin hari menunjukkan gejala makin meningkat. Apa penyebabnya? alasan apa yang mereka gunakan?
Penelitian tersebut mengambil sampel anak sekolah siswa SD, SMP dan SMA di pusat maupun pinggiran kota sebanyak 12 sekolah dan MI, MTS, dan MA di pusat kota dan pinggiran sekolah sebanyak 12 sekolah. Total responden sebanyak 535, yaitu 314 anak laki-laki (58,7 persen) dan 215 anak perempuan (40,2 persen) dan 1,1 persen anak tidak mengisi indentitas jenis kelamin.
Ketua Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA), Universitas Negeri Medan, Ir.Meuthia Fadila Fachruddin kepada wartawan mengatakan, terjeratnya anak sekolah dengan rokok disebabkan banyak faktor, antara lain keluarga, teman, iklan bahkan lingkungan sekolah.
Sebanyak 66,42 persen anak merokok disebabkan faktor teman, 6,57 persen merokok karena terpengaruh saudara kandung, 4,38 persen terpengaruh orang tua mereka.
Sebanyak 66,42 persen anak merokok disebabkan faktor teman, 6,57 persen merokok karena terpengaruh saudara kandung, 4,38 persen terpengaruh orang tua mereka.
Alasan anak merokok juga beragam, yaitu sebanyak 32,12 persen anak sekolah di Medan merokok dengan alasan untuk menghilangkan stres, 22,03 persen terpengaruh teman, 13,87 persen ingin terlihat sebagai anak gaul, 10,22 persen ingin terlihat keren, 4,38 persen ingin disebut macho dan sisanya sebanyak 13,87 persen dengan alasan lain. Sedangkan 2,92 persen tidak memberikan alasan.
Sebanyak 32,12 persen anak sekolah di Medan merokok dengan alasan untuk menghilangkan stres.
Namun, anak yang tidak merokok sebanyak 74,39 persen, jumlah tersebut masih banyak dibandingkan anak yang merokok sebanyak 25,01 persen.
Dari level pendidikan, siswa MA terbanyak merokok (46,90 persen), siswa MTS sebanyak 29,p41 persen, siswa MI sebanyak 26,67 persen, siswa SMA 25,88 persen, siswa SMP 23,26 persen dan siswa SD 1,03 persen.
Menurut Meuthia, perlu adanya peraturan mengenai larangan merokok di tempat umum termasuk sekolah, rumah ibadah, rumah sakit dan ruang tertutu lainnya. Penerapan larangan tersebut diharapkan mampu mencegah anak dari pengaruh merokok.
Upaya larangan merokok tersebut harus segera direalisasikan, karena usia mulai merokok setiap tahunnya semakin muda.
"Anak-anak harus kita hindarkan dari prilaku merokok agar mereka bisa raih masa depan kelak, karena sekitar 1.772 meninggal setiap hari," ujarnya menegaskan. (PurWD/voa-islam/AN)