View Full Version
Selasa, 01 Sep 2009

Siapa Sumber JI Itu?

(voa-islam) - Hari ini salah satu media online terbesat negeri ini memberitakan perkembangan baru berkaitan dengan terorisme. Ada sumber di lingkungan Jamaah Islamiyah (JI) yang tidak disebutkan namanya. Dia sedang menjalani proses deradikalisasi.

Sumber tersebut memberikan data dan informasi yang luas tentang JI, peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, peran pesantren, hingga konflik antara Urwah dengan Noordin. Keterangannya diberikan melalui perbincangan di Jakarta, senin (31/08/2009).

Sumber ini disebutkan pernah berjihad di Afghan dan pernah juga ditangkap BIN. Lalu siapa sebenarnya sumber tersebut? Ada kepentingan apa dibalik informasi yang diberitakannya? Apa benar dia pernah bergabung dengan JI? Penyebutan sumber yang kurang jelas ini membuat pembaca bertanya-tanya dan menaruh curiga.

Salah satu pengakuannya menyeret nama Abu Bakar Ba'asyir. Air Setiawan dan Eko Djoko Sarjono yang tewas di Jati Asih, disebutnya sebagai pengawal sang Ustadz.

Pengakuan sumber yang tidak jelas tersebut dibantah oleh pengacara Air dan Eko, Muhammad Kurniawan. Ditegaskan, Air dan Eko bukan pengawal Abu Bakar Ba'asyir. Air dan Eko merupakan salah satu jamaah di Masjid Muhajirin yang berada di belakang kantor DPD PDIP di Solo.

"Nggak ada. Salah itu. Air itu alumni STM 1. Eko itu alumni STM 2. Bukan pengawal. Mereka jamaah. Habis salat terus pulang," tegasnya.

Menurut sumber tersebut, bahwa pesantren merupakan sumber embrio teroris. Ujung-ujungnya ke JI. Meskipun dalam ajarannya tidak ada yang mengajarkan untuk menjadi teroris.

Sumber tersebut juga menjelaskan bahwa pelaku terorime selalu ingin melihat hasil aksi pengebomannya di Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara langsung, meski diliputi rasa khawatir akan ditangkap polisi.

Dia juga menjelaskan bahwa Florist Ritz-Carlton, Ibrohim, yang memasukkan bahan-bahan peledak ke kamar 1808 JW Marriott, tempat pelaku bom bunuh diri menginap.

Usai pengeboman, Ibrohim yang berperan sebagai perencana, pengatur, pengontrol, dan pensurvei ini pun menghilang. Belum diketahui apakah Ibrohim sempat mampir di lokasi menyaksikan "hasil karya"-nya itu.

Selanjutnya, sumber tersebut menjelaskan, pada 2004, Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjadi Presiden RI menjadi incaran teroris. Mega dianggap sebagai pemimpin yang tidak bisa mewakili aspirasi umat Islam.

Tambah sumber itu, bahwa yang siap membiayai proyek ini adalah Umar Al Farouk. Umar saat itu untuk pertama kali datang ke Indonesia dan bergabung bersama anggota Kompak di Ambon. Namun rencana aksi itu gagal karena survei kurang maksimal.

Menurut keterangannya lagi, dana terorisme yang mengalir di Indonesia bukan seutuhnya dari Al Qaeda. Dana disuplai oleh donatur dari jazirah Arab secara pribadi kepada mereka yang ingin berjihad.

Pengakuan sumber itu lagi menyebutkan, buron teroris Bagus Budi Pranoto alias Urwah, Syaifudin Zuhri, Mohamad Syahrir, dan Ario Sudarso merupakan otak ledakan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli. Mereka merupakan generasi baru Jamaah Islamiyah (JI).

Menurutnya, Urwah beda sel dengan Noordin M Top. Bahkan Urwah tidak cocok atau tidak sepaham dengan Noordin. Urwah cs punya sel sendiri meski pernah berkomunikasi dengan Noordin guna merencanakan aksi bom Marriott.

Menurut keterangannya lagi, bahwa Urwah itu korlap (koordinator lapangan) dan penyedia bahan baku. Urwah bikin sel sendiri. Bahkan Urwah pernah slek (bertengkar/tidak cocok) dengan Noordin karena Noordin selalu ingin jadi pemimpin dan terdepan. Sel Urwah terdiri dari orang-orang muda. Seperti salah satunya Syaifudin Zuhri. Syaifudin merupakan alumni Yaman. (PurWD/Detik.com)


latestnews

View Full Version