Jakarta (voa-islam) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan keprihatinan terhadap tayangan televisi selama bulan Ramadhan. Wapres melihat tayangan humor lebih mendominasi layar kaca dibanding tanyangan dakwah yang serius dan bermakna.
Hal ini diungkapkan Kalla saat melakukan diskusi dengan pimpinan Nasyiatul Aisyiyah, organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan keputrian.
"Beliau sempat mengungkapkan kondisi media televisi yang memprihatinkan. Dakwah serius yang bermakna makin berkurang. Lebih banyak humor yang tidak mendalam," kata Abidah Muflihati, Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah, usai menemui Wapres Kalla di Istana Wapres, Rabu 2 September 2009.
Sedangkan Widi Maryati, Sekretaris Umum Nasyiatul Aisyiyah, mengatakan organisasinya sering meminta kepada lembaga yang berwenang untuk lebih memperhatikan tayangan televisi. "Kami sering minta agar unsur pendidikan (dalam tayangan televisi) diperhatikan betul," ujar Widi.
Selain itu, tambah Widi, televisi diminta memberikan sajian yang bermanfaat untuk penontonnya. "Karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat penonton," ujarnya. Karena itu informasi yang diberikan televisi diharapkan yang tidak ekspoitatif.
Nasyiatul Aisyiyah juga memberi masukan agar setiap stasiun televisi punya fokus dalam tayangan di bulan Ramadhan. "Misalnya Metro TV menayangkan tafsir, RCTI menayangkan fikih, SCTV menayangkan Hadits. Jadi orang ingin ganti channel sesuai kebutuhan," kata Widi.
Namun diskusi Nasyiatul Aisyiyah dengan Kalla tidak sepenuhnya menyalahkan tayangan televisi. Ada satu tayangan televisi yang jadi perhatian Kalla karena dianggap dapat jadi alternatif tontonan selama Ramadhan.
"Tidak usah disebut nama tayangannya apa, tapi itu merupakan alternatif yang fun dan mendidik," kata Rita Pranawati, Ketua Bidang Kemasyarakatan. (PurWD)