Jakarta (voa-Islam) - Di zaman modern seperti sekarang ini, kepercayaan masyarakat kepada dukun tidak berkurang. Walau berita penipuan dukun sering ditayangkan, tetapi tidak juga membuat masyarakat jera. Karena kepercayaan, bahkan ketergantungan masyarakat dengan dukun, tidak sedikit dukun yang terlalu percaya diri mempromosikan profesinya di layar televisi.
Terlebih lagi, dalam pandangan Islam, orang yang pergi ke dukun dan mempercayai titah-titahnya maka keimanannya sudah rusak dan batal. Namun, kenapa di masyarakat kita, mayoritas muslim, praktek perdukunan tetap marak. Secara tidak langsung para pengguna jasa dukun masih sangat banyak.
Satu contohnya di Grogol Petamburan, Jakarta Barat ada tiga warga yang berhasil ditipu oleh dukun gadungan.
Rodi, yang mengaku bisa memberikan mantra untuk mengembalikan uang yang sudah dibelanjakan dengan utuh, berhasil menipu tiga warga Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Usman, Badiri, dan Jabidi itulah mereka. Berharap makan nangka tanpa terkena getahnya, malah berbalut getah tanpa mendapat apa-apa.
Mereka mengaku sudah memberikan uang Rp. 1,8 juta dan tiga buah telepon genggam. Namun itu hanya tipuan. Harapan setiap uang yang dibelanjakan kembali dengan utuh tak kesampaian, malah jutaat rupiah melayang.
Diceritakan oleh Jabidi, dia bersama kedua rekannya, Usman dan Badiri, berkenalan dengan Rodi sekitar dua bulan lalu. Rodi mengaku berasal dari Banten dan mengaku memiliki kemampuan untuk mengembalikan uang yang dibelanjakan.
Awalnya, mereka tidak percaya, tetapi Rodi berhasil meyakinkan mereka. Jabidi, Usman, dan Baridi diminta Rodi untuk mencoba ritual yang diajarkannya, yakni membaca mantra seperti orang berzikir. Rodi mencoba mempraktikkan kemampuannya dan berhasil. "Saya pernah membelanjakan uang Rp 100.000. Pada malam harinya saya membaca mantra yang diajarkan Rodi. Keesokannya, di dompet saya ada uang Rp 100.000," kata Jabidi.
Karena itu, ketiga karyawan sebuah rumah makan di Kompleks Dutamas, Jelambar, Grogol Petamburan, itu percaya, dan mereka rela memberikan sejumlah uang seperti yang diminta oleh Rodi. Tetapi, setelah memberi uang dalam jumlah besar, uang yang sudah dibelanjakan tak kembali.
Sementara itu, Rodi yang ditanya tentang kegagalan itu meminta mereka untuk mencoba terus sambil memberikan sejumlah uang lagi kedirinya. Terus tiba-tiba Rodi mengatakan akan pergi untuk sementara waktu karena ada pekerjaan di tempat lain. Dia berjanji akan kembali beberapa hari lagi.
Setelah ditunggu berhari-hari, Rodi tak kunjung muncul. Lalu tiba-tiba Jabidi melihat istri Rodi melintas di Kompleks Duta Mas. Jabidi lalu panggil dia dan meminta agar menunjukkan di mana rumahnya. Istri siri Rodi memberi tahu bahwa suaminya berada di rumah kontrakan mereka di Cengkareng, Jakarta Barat.
Tiga karyawan itu lalu menemui Rodi di rumah kontrakannya, Ahad siang, untuk menagih uangnya. Rodi lalu menyanggupi. Namun, setelah salaman, dia langsung lari. Mereka-pun tidak mau tertipu lagi. Mereka mengejar dan menangkapnya. Terus dibawa ke polisi. (PurWd/kmps)