Voa-islam - Kecewa karena lambannya proses identifikasi jenazah korban penggerebekan di Solo, Jawa Tengah, keluarga Bagus Budi Pranoto alias Urwah berencana meminta fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
kuasa hukum keluarga urwah,Endro Sudarsono mengatakan bahwa keluarga sudah mendapat dukungan dari MUI Solo dan Sragen untuk mendesak polri agar segera mengeluarkan jenazahnya.
"Alhamdulilah, MUI Solo dan Sragen sudah mendukung untuk mendesak jenazah untuk segera dikeluarkan," katanya.
Belum di perbolehkannya keluarga membawa pulang jenazah Urwah. membuat Endro dan juga keluarga mengaku kecewa, karena hal ini dinilai mengulur-ulur waktu pemakaman jenazah.
"Dengan berlarut-larutnya pemulangan jenazah artinya tertunda pula pemakamannya. Pemakaman jenazah seharusnya disegerakan," kata Endro.
Di samping itu menurut Endro, lambannya pihak kepolisian RI mengidentifikasikan jenazah membuat keluarga korban seperti keluarga Noordin M Top, Urwah, Ario Sudarso alias Aji, dan Adib alias Susilo akan semakin menambah duka.
Endro mengatakan kelambanan Polri juga terlihat pada proses pengecekan sampel darah untuk hasil tes DNA. Padahal menurutnya identifikasi jenazah secara yuridis sudah sah jika dilakukan tes salah satu dari tiga hal yaitu tes sidik jari, asupan pipi bagian dalam atau air liur pipi dalam dan tes DNA.
"Dari tiga tes tersebut, tes DNA paling lama memerlukan waktu 3-5 hari. Keluarga Bagus Budi Pranoto sudah diambil darah di Poliklinik Polwil Surakarta pada Jumat 18 September 2009," tandasnya.
Hingga saat ini empat jenazah penggerebekan Solo masih disimpan di RS Pusat Polri, Kramatjati, Jakarta. Polri belum memberi ijin keluarga membawa pulang dengan alasan untuk identifikasi lanjutan. (aa/dbs)