Medan (voa-islam) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut mengimbau agar pihak mana pun tidak menerapkan asas kapitalisme dalam musibah gempa di Sumbar karena dapat mengundang datangnya bencana yang lain.
"Itu sama saja dengan menyakiti dan menzolimi saudara kita yang sedang dalam kesusahan," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Sumut, Dr H. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA di Medan, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikan Ramlan Yusuf Rangkuti ketika dimintai fatwanya tentang adanya perusahaan, termasuk maskapai yang mengambil keuntungan dari musibah gempa yang melanda Sumbar dengan menjual tiket pesawat kepada keluarga korban melebihi tarif batas atas.
Memang, kata Ramlan Yusuf, dalam teori ekonomi, apalagi kapitalisme selalu mengajatrkan untuk mencari keuntungan dalam setiap kesempatan.
Termasuk teori yang menyebutkan semakin tingginya permintaan terhadap suatu barang makan semakin tinggi pula harga yang ditentukan.
Namun, kata dia, sebagai bangsa yang beragama, sudah sewajarnya warga negara Indonesia manusia saling membantu dalam kesulitan.
Paling tidak, tambahnya, tidak melakukan perbuatan yang dapat menambah kesusaha dan kesulitan terhadap orang-orang yang sedang mengalami kesusahan itu.
"Jika itu dilakukan, haram hukumnya," kata Dosen di IAIN Sumut, USU dan UISU tersebut.
Ia mengimbau, perusahaan yang menerapkan kebijakan untuk mengambil keuntungan dari peristiwa gempa di Sumbar itu menghentikan perbuatannya.
Dalam pandangan agama, perbuatan itu dapat dikategorikan sebagai tindakan yang menzolimi dan menyakiti manusia yang sedang beredih dan dalam kesusahan.
"Perlu disadari, hal itu dapat mengundang bencana lain bagi bangsa Indonesia," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Padang, Sumbar, Rabu (30/9) pukul 17:16 WIB yang terjadi pada episentrum 0,84 lintang selatan (LS) dan 99,65 bujur timur (BT), dengan kedalaman 71 km.
Gempa tersebut berada di dasar laut 57 km barat Daya Pariaman, Provinsi Sumbar.
Pada pukul 17:38 WIB terjadi lagi gempa susulan dengan kekuatan 6,2 SR pada episentrum 0,72 LS dan 99,94 BT dan pusat gempa berada di 22 km barat daya Pariaman Provinsi Sumbar dengan kedalaman 110 km.
Selain menghancurkan ratusan bangunan milik pemerintah, warga dan pusat perbelanjaan, gempa itu juga menewaskan ratusan warga Sumbar.(ant)