View Full Version
Rabu, 07 Oct 2009

Warga Jakarta Tambah Sedikit Berlega

Jakarta (voa-islam) – Setelah isu akan digoncang gempa berskala besar dipastikan oleh pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMG) hanya gosip yang tak berdasar, warga Jakarta bisa tambah sedikit berlega, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan kota Jakarta tidak mempunyai potensi pusat (epicentrum) gempa.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Dr.Ir. Hery Harjono dalam jumpa pers di Kantor LIPI, Jakarta, Selasa (6/10/2009), mengatakan Jakarta tidak mempunyai potensi gempa karena posisi kota Jakarta tidak berada pada suatu patahan lempeng bumi. Jakarta hanya terpengaruh oleh gempa yang terjadi di Jawa, seperti gempa Pangandaran, sehingga kontruksi infrastruktur dan bangunan juga harus mengikuti aturan tahan gempa.

"Tetapi karena Jakarta banyak terdapat gedung-gedung tinggi, harus dipersiapkan kesiapsiagaan dan antisipasi bencana gempa," katanya.

Namun, yang perlu dicamkan, bahwa bencana bukan hanya gempa. Kebakaran bisa menghabiskan harta benda. Banjir dan wabah penyakit bisa juga merenggut nyawa. Kerusakan moral, pergaulan bebas, korupsi, kolusi, dan nepotisme serta pemimpin yang dzalim juga termasuk musibah yang membahayakan.

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan adzab dari Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al-Isra': 16)

Musibah turun ke bumi dengan izin Allah, disebabkan kekufuran dan kemaksiatan penduduk bumi.

"Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri…" (QS. Asy-Syura: 30)

" . . . Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al-A'raf: 96)

Kekufuran kaum Nabi Nuh menyebabkan mereka ditenggelamkan oleh bajir bandang.

Kaum Tsamud, karena kesombongan mereka, ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.

"Adapun kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)." (al-Haaqqah: 6-7)

Kaum Luth, dengan perbuatan keji mereka, dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka dijadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan mereka dihujani dari langit dengan batu dari tanah yang keras. (PurWD/voa-islam)


latestnews

View Full Version