Bekasi (voa-islam) - Untuk menjadi menteri definitif para calon menteri yang namanya sudah diusulkan melakukan berbagai cara agar dirinya terpilih. Dari mendatangi kiai -minta didoakan- sampai minta bantuan dukun.
Setelah usaha dzahir dilakukan, sepertinya, sekarang mereka beralih ke usaha batin. Dalam ulasan detik.com, Jum'at (16/10/2009), dengan nara sumber seorang petinggi pertai berazaskan Islam, usaha batin para calon menteri beraneka ragam. Dari yang dibenarkan Islam sampai yang sagat-sangat dilarang.
Sebagian contoh misalnya, ada calon menteri yang membaca wirid tertentu dari kiai. Ada pula yang mengumpulkan beberapa kiai untuk diminta berdoa secara masal. Ada juga yang mengumpulkan anak yatim untuk disantuni kemudian diminta mendoakan dirinya dengan doa khusus. Sebagiannya lagi ada yang menggelar khataman al-Qur'an dengan menghadirkan para santri, setelah itu, diminta berdoa khusus untuk penyelenggaranya. Doa-doa khusus tadi adalah "agar terpilih jadi menteri".
Cara-cara islami di atas biasaya dilakukan calon menteri dari parpol Islam. sedangkan yang dari partai non Islam, sebagiannya ada yang memilih "dukun" yang sering disebut orang pintar.
Padahal siapa yang pergi ke dukun, membenarkan wejangannya, maka dia telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Begitulah dunia, bagi para pecintanya, menjadi ukuran kemuliaan. Padahal tugas menteri adalah amanat yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah. Nabi SAW bersabda: "sesungguhnya kalian amat rakus dengan jabatan dan pada hari kiamat kelak akan menjadi penyesalan."
Dalam sebuah hadits yang shahih, Nabi SAW memberi nasihat Abdurrahman bin Samurah agar jangan meminta jabatan. Karena jika diberi jabatan karena memintanya beban tersebut akan diserahkan padanya. Namun, jika mendapat jabatan tidak dengan jalan meminta, Allah akan membantunya.
Ada juga calon menteri yang melakukan pendekatan dengan model lama, melalui jalur keluarga. Pendekatan model ini sudah dikonfirmasi oleh SBY sendiri bahwa ada yang nitip lamaran menteri lewat mertuanya. (PurWD/dbs)