View Full Version
Sabtu, 17 Oct 2009

Jangan Salah Pilih Jurusan (Bagian 3)

Memilih jurusan usahakan sesuai dengan bakat, minat serta kondisi keuangan kamu. Mungkin klise tapi tips ini manjur banget untuk diterapkan. Sudah banyak orang yang salah pilih jurusan dan akhirnya merasa tersiksa selama kuliah. Setelah lulus pun, mereka tidak tahu dan tidak ingin menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya bertahun-tahun di kampus. Sayang banget kan kalo hal ini sampai terjadi pada diri kamu.

Fenomena memilih jurusan ‘asal-asalan’ merebak dengan asumsi yang penting negeri. Jurusan ‘merana’ ini dipilih sebagai batu loncatan saja karena yang penting kuliah. Disini tidak akan saya sebutkan nama jurusan tersebut. Kamu bisa melihat di daftar jurusan yang peminatnya paling sedikit. Bahkan tidak jarang daya tampungnya lebih banyak daripada peminat yang mendaftar. Tentu saja, hampir semua orang bakal diterima di jurusan yang ‘merana’ ini.

Beberapa alasan yang menyertai pemilihan asal-asalan ini adalah karena orang tua mempunyai jabatan. Yang penting kuliah S1, jurusan tak penting lagi apalagi nilai karena ada koneksi. Sekarang ini kan hampir di semua lapisan kerja yang dibutuhkan adalah minimal ijazah S1. Saudara yang jadi direktur BUMN tertentu akan membantu. Kenalan yang jadi pejabat eselon satu pemerintahan akan memuluskan jalan. Inilah yang membuat bangsa ini makin terpuruk karena seseorang ditempatkan bukan karena kemampuan namun karena kuatnya nepotisme.

Tulisan ini dibuat agar kamu sebagai generasi muda jangan sampai ikut-ikutan mengambil langkah gak bener itu. Tunjukkan bahwa kamu punya prestasi. Tunjukkan bahwa kamu mampu berdiri di atas kaki sendiri, bukan karena koneksi. Nah, ini semua salah satunya bisa dimulai dengan memilih jurusan yang nggak asal pilih.

Bila kamu ingin menjadi programmer, usahakan memilih jurusan informatika sebagai fokusnya dan bukan malah memilih jurusan bahasa atau ekonomi. Bila kamu ingin menjadi dokter, maka masuklak fakultas kedokteran, bukan malah tehnik bangunan. Loh, memang ada yang tulalit memilih jurusan seperti itu? Ada kok.

Biasanya hal itu dipicu karena kurangnya wawasan si anak terhadap hal pilih-memilih jurusan. Diperparah dengan keinginan orang tua yang kadang mengabaikan bakat dan minat anak, jadilah fenomena tulalit dalam hal ini. Memang sih ada orang-orang tertentu yang menjadi programmer tanpa dia kuliah informatika. Bahkan saya ada kenalan yang menjadi dokter padahal dia alumnus fakultas ekonomi. Kok bisa?

Ada hadits yang kurang lebih artinya adalah ‘serahkanlah urusan pada ahlinya bila tidak maka tunggu kehancurannya.’ Jadi bagi kamu-kamu yang berusaha merajut cita-cita saat ini, usahakan kamu ahli betul di bidang atau jurusan yang kamu pilih

Bisa, itu faktanya. Teman saya ini punya kenalan dengan beberapa dokter yag mengajarinya segala hal tentang kedokteran. Ditambah dengan pengobatan alternative yang sekarang lagi trend, banyak orang yang dengan izin Allah sembuh melalui tangannya. Jadilah dia terkenal dan dicari banyak pasien meskipun tak punya ijazah kedokteran. Tapi berapa banyak fakta unik seperti ini terjadi? Kejadian ini tidak bisa dijadikan dalil bahwa kamu dengan seenaknya masuk jurusan ekonomi kemudian ikut-ikutan jadi dokter setelah lulus. Bisa kacau balau dunia kalau begini caranya.

Memang selalu ada pengecualian terhadap setiap kejadian. Dan biarlah teman saya di atas itu menjadi sebuah pengecualian yang unik yang pernah terjadi. Kamu jangan ikut-ikutan. Kita harus mengupayakan sebab untuk mendapatkan akibat. Kamu kudu rajin belajar sebagai sebab untuk mendapatkan akibat yaitu nilai kamu jadi bagus ketika ujian. Jangan dibalik loh. Tuh si Budi nilainya bagus meskipun gak belajar. Trus kamu menganggap bahwa tanpa belajar pun ternyata nilai juga bisa bagus. Ini anggapan yang keliru banget.

Ada hadits yang kurang lebih artinya adalah ‘serahkanlah urusan pada ahlinya bila tidak maka tunggu kehancurannya.’ Jadi bagi kamu-kamu yang berusaha merajut cita-cita saat ini, usahakan kamu ahli betul di bidang atau jurusan yang kamu pilih. Jangan plin-plan. Jadi mulai sekarang, rencanakan dengan matang ya. Umat menunggu kiprah kamu untuk bergerak di bidang yang memang kamu ahli di situ. Bukan karena nepotisme, coba-coba atau asal-asalan. Moga sukses ^_^

TAMAT

Ria Fariana, voa-islam.com


latestnews

View Full Version