Mojokerto, Jawa Timur, (voa-islam) - Untuk menghindari konflik dengan warga, pengasuh Perguruan Ilmu Kalam Santriloka, Kiai Ahmad Naf'an (Gus Aan), menghentikan sementara aktifitas pengajian di rumahnya. Suasana di Mojokerto, Jawa Timur makin memanas setelah ditemukannya 3 VCD pengajian perguruan Santriloka yang menghina ajaran Islam.
"Untuk menghindari gejolak, kami menghentikan sementara pengajian," kata Gus Aan di Padepokan Santriloka, Kelurahan Kranggan Gang 5 kepada wartawan, Kamis (29/10/2009).
Selama ini, Perguruan Ilmu Kalam Santriloka selalu menggelar pengajian rutin setiap hari Kamis malam Jumat Legi, dalam kalender Jawa. Kegiatan itu dilakukan di Padepokan Santriloka di Kranggan dan di Jalan Empu Nala, Kota Mojokerto.
Demi menjaga kedamaian, Gus Aan tidak ingin terjadi konflik antara pengikutnya dengan masyarakat. "Pengajian saya biasanya diikuti sekitar 700 santri. Dari pada nanti bentrok, lebih baik berhenti dulu," tambahnya.
Kepala Kelurahan Kranggan, Acim Dartasim mendukung penghentian sementara kegiatan pengajian Santriloka, daripada terjadi gejolak di masyarakat. "Soal sesat atau tidak, bukan wewenang kami," kata Acim di halaman depan Padepokan Santriloka.
Meski dihentikan sementara, namun Padepokan Santriloka malah dikunjungi belasan santri. Para santri itu sebagian berada di ruang tamu, dan sebagian lain di bagian belakang. Para santri hanya duduk dan berbincang santai dengan Gus Aan.
Sebelumnya, para kiai dan pemimpin Thariqah di Mojokerto menyatakan ajaran perguruan Santriloka sesat. Mereka juga menuntut perguruan ini dilarang dan dibubarkan.
Pernyataan sesat juga berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat dan MUI Jawa Timur, serta beberapa ormas islam lainnya.
Perguruan Ilmu Kalam Santriloka meyakini bahwa sebagian isi al-Qur'an sesat dan membahayakan persatuan dan kesatuan ummat. Al-Quran yang beredar di Indonesia dan negara-negara Islam bukan dari Bahasa Arab. Melainkan Bahasa Kawi, Bahasa Sansekerta, dan Bahasa Jawa Kuno.
Ajaran Pengajian Santriloka juga menyatakan salat seperti yang dilakukan umat Islam bukan perintah Allah. Maka para pengikut ajaran ini tidak diwajibkan salat. Ajaran Santriloka juga mengingkari kewajiban puasa Ramadlan.
Terhadap ibadah haji, Ajaran Santriloka menganggapnya sebagai pembodohan Bangsa Arab terhadap Bangsa Indonesia. (PurWD/dbs)