View Full Version
Senin, 09 Nov 2009

Ada Aliran Baru yang Menghina Shalat dan Haji

Blitar, Jawa Timur (voa-islam) – Diduga, muncul lagi aliran (sekte) sesat di Jawa Timur. Pengikut aliran ini berani mengabaikan shalat dan menilai pelaksanaan ibadah Haji ke Makkah termasuk pemborosan.

Sekte yang mengatasnamakan Padange Ati (PA) telah dianut oleh sekelompok warga di Dusun Mbiluk, Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Dan sudah muncul sekitar tahun 2007 atau 2008 silam.

Menurut keterangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Blitar para pengikut PA sudah berani meninggalkan syariat agama yang diakui pemerintah khususnya agama Islam.

Salah seorang anggota jamaah PA yang sebelumnya mengaku Islam, berani mengabaikan salat. Bahkan menilai dogma salat 5 waktu sebagai tata cara pemeluk agama yang masih dangkal keilmuanya.

Bahkan pengikut PA menilai dogma salat 5 waktu sebagai tata cara pemeluk agama yang masih dangkal keilmuanya.

Menurut penganut PA ini, haji tidak perlu ditunaikan di tanah suci Makkah. Dalam penilainnya, ini termasuk kegiatanan pemborosan.

Menurut keterangan Sekretaris Umum MUI Kabupaten Blitar Achmad Su'udy, PA yang dilakukan rutin di rumah seorang warga bernama Jono, (48) memiliki benang merah dengan Aliran Masuk Surga (AMS) pimpinan Suliyani asal Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.

Bahkan Achmad Su'udy dengan terang-terangan menuding sekte PA ini sebagai pengembangan dari AMS. Sebab, selain mengecilkan arti syariat Islam seperti aliran AMS, sejumlah Imam PA merupakan murid-murid Suliyani.

"Hasil penyelidikan sementara aliran yang beranggotakan sekitar 25 orang  ini telah menyimpang dari aqidah agama Islam. Dan ajaran yang disampaikan sama persis dengan Aliran Masuk Surga pimpinan Pak Suliyani," terang Su'udy kepada wartawan, Ahad (8/11/2009).

Menurut penganut PA ini, haji tidak perlu ditunaikan di tanah suci Makkah. Dalam penilainnya, ini termasuk kegiatanan pemborosan.

Seperti halnya AMS, ritual yang dilakukan para pemeluk PA mirip dengan pengikut tarikat atau tasawuf. Mereka duduk bersemedi dengan menyebut nama Tuhan sesuai dengan keyakinan masing-masing.  Misalnya seorang muslim menyebut Allah. Sedangkan Nasrani menyebut Tuhan Yesus atau yang Hindu atau Budha tetap memakai istilah Sang Hyang Widi.

Ritual semedi aliran PA dengan menyebut Allah bagi Muslim, Tuhan Yesus bagi Kristen, dan Sang Hyang Widi bagi Hindu dan Budha.

“Kita juga masih selidiki apakah PA ini juga menarik pungutan rata-rata Rp1-4 juta kepada setiap pengikutnya seperti halnya AMS atau tidak,” terang Su’udy menambahkan saat ini masih melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pantauan.

Menurut penuturan Kapolsek Srengat AKP Hari M, pihaknya telah mendapat laporan tentang aliran PA di Desa Ngaglik dan sudah memanggil 3 orang yang ditengarai sebagai pengikutnya. Namun, polisi tidak bisa melakukan tindakan tegas apapun sebelum mendapatkan kejelasan, baik saksi dan bukti.

"Tiga orang anggota PA yang kita panggil itu sampai sekarang belum datang. Kita rencananya akan melakukan pemanggilan kedua,"tuturnya singkat.

"Ritualnya dengan cara bersemedi manunggaling kawulo lan gusti, seperti agama yang diyakini masing-masing anggota,"tutur Jono, pengikut PA.

Menurut salah seorang penganut aliran PA, Jono (48) warga Dusun Mbiluk, Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat saat ditemui di rumahnya menyatakan sekte PA ini sifatnya individu untuk mencari ketentraman hati saja. "Ritualnya dengan cara bersemedi manunggaling kawulo lan gusti, seperti agama yang diyakini masing-masing anggota," tuturnya. (PurWD/dbs)


latestnews

View Full Version