Kehidupan Muslim Indonesia akan difilmkan, karena memiliki daya tarik tersendiri. Daniel Gerlach, sutradara film tersebut, bersama tiga kru televisi asal Jerman, ZDF TV telah bertandang ke Indonesia.
Menurut Gerlach, kehidupan muslim Indonesia cukup unik dan beragam dibandingkan Muslim di negara lainnya seperti di Maroko, Mesir, Turki, Uzbekistan, atau di negara-negara Timur Tengah lainnya. Oleh karenanya, dia ingin membuat film dokumenter tentang kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia dari berbagai aspek.
Salah satu fenomena unik yang menarik dalah bisa berbaurnya muslimah bercadar dengan muslimah lain yang hanya mengenakan jilbab, bercelana panjang, berjeans lagi...
Salah satu fenomena unik yang menarik bagi Gerlach adalah bisa berbaurnya muslimah bercadar dengan muslimah lain yang hanya mengenakan jilbab, bercelana panjang, berjeans lagi.
Gerlach ingin menunjukkan kepada masyarakat Eropa, tentang kehidupan muslim yang berbeda dengan yang mereka ketahui sebelumnya. Selama ini, menurut Gerlach, masyarakat Eropa mengetahui kehidupan umat Islam hanya sebatas Perang Iran-Irak, kericuhan di Jalur Gaza, ataupun bom bunuh diri. Dia ingin menunjukkan sesuatu yang lain melalui film yang digarapnya.
Untuk melengkapi film garapannya, Gerlach tertarik melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh politik Muslim di Indonesia. Di antaranya tokoh yang telah disebutnya Amien Rais dan Hidayat Nur Wahid.
Keberadaan busana Muslim yang sangat beragam dan mempercantik penampilan wanita-wanita Muslimah yang mengenakannya juga menjadi sisi menarik bagi Gerlach dan timnya. Tak heran, jika kemudian Gerlach tertarik pula untuk mendokumentasikan butik-butik yang berisi pakaian-pakaian terkini, yang telah banyak dihasilkan oleh para perancang busana Muslim. Meski merupakan busana masa kini, namun prinsip syariah tetap dipertahankan dalam busana itu.
Selain itu, Gerlach bersama timnya juga akan mendatangi kelompok musik anak muda, Goodnight Electric, yang anggotanya terdiri atas dua orang Muslim dan satu orang Katolik.
Sebelumnya, Gerlach dan timnya telah bertandang pula ke Desa Padang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa ini memberlakukan Syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ia bersama timnya berada di sana dari Ahad (8/11) hingga Selasa (10/11).
Selama di Desa Padang, mereka melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat untuk mengetahui bagaimana penerapan syariat dilakukan.
Salah satu yang terungkap, misalnya, adanya laporan dari seorang perempuan yang mengaku dipeluk dan dicium oleh seorang lelaki dan lelaki tersebut langsung dipanggil oleh kepada desa. Pun pemberlakuan hukum cambuk terhadap anak yang melakukan kesalahan. Namun, hukuman cambuk tersebut, tidak dilakukan oleh masyarakat atau aparat desa, melainkan atas permintaan orangtua yang bersangkutan. (PurWd/rpb)