Bekasi (voa-islam) - Aliran sesat semakin mewabah di negeri ini. Setelah Jawa timur, sekarang giliran Cirebon, Jawa Barat. Aliran 'Hidup Dibalik Hidup' (HDH) yang memiliki kemiripan dengan inkarus sunnah sudah berdiri di Kabupaten ini sejak tahun 1940.
Menurut penuturan Syaifudin, kepala desa Sigong, Lemahabang, akitivitas aliran HDH sudah bertahun-tahun berada di desa ini dan membuat resah warga sekitar.
Dalam buku panduan ajaran HDH tertera, Muhamad Kusnan (sudah wafat) adalah pendiri awal (generasai pertama) HDH. Sedangkan Muhamad Ali bin Abdulah alias Mudjoni merupakan penerusnya (generasi kedua), sepeningalan Kusnan. Mudjoni saat ini berada di Perumahan Bekasi Baru, Kecamatan Pengasinan, Bekasi.
..pendiri aliran ini mengaku sudah melakukan perjalanan gaib dengan mendatangi surga dan neraka, serta bertemu dengan semua nabi...
Majelis HDH pertama kali dimunculkan Kusnan yang berumur 16 tahun pada 1940. Pada usia 10 tahun, di dalam buku panduan itu, tahun Kusnan menceritakan dirinya didatangi dua malaikat dan dibersihkan hatinya di sebuah danau.
Kusnan mengaku sudah melakukan perjalanan gaib dengan mendatangi surga dan neraka, serta bertemu dengan semua nabi, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cirebon, KH Jaffar Aqil Siraz, berdasarkan laporan dari warga, bahwa aliran HDH meyakini pemimpinnnya mendapatkan wahyu, dan tidak meyakini terhadap sunah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Munculnya aliran sesat BHD di Cirebon juga mendapat tanggapan Bupati Cirebon, Drs. H. Dedi Supardi, M.M. Dedi menyerahkan penanganan aliran ini ke Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) setempat.
"Kami segera melakukan berbagai langkah untuk menangani kasus ini. Sebab, apabila terbukti tentu akan meresahkan masyarakat. Karenanya, kami berharap, instansi terkait segera menyikapinya. Persoalan ini kami serahkan ke Bakorpakem,” katanya, Jumat (20/11).
Di tempat terpisah, Kapolres Cirebon, Ajun Komisaris Besar, Drs. Sufyan Syarif, M.Hum. mengaku sudah menerima informasi keberadan aliran sesat ini dan segera menindaklanjutinya dengan melakukan penyelidikan atas munculnya aliran yang diduga sesat.
Menurut dia, untuk mengungkapkan kebenaran isu tersebut, jajarannya perlu melakukan koordinasi bersama pihak lain yang terkait erat dengan permasalahan itu. Seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kandepag Kab. Cirebo, termasuk jajaran Pemkab Cirebon.
"Dalam waktu dekat, kami segera melakukan evaluasi hasil penelusuran dan penyelidikan. Selanjutnya akan segera melakukan berbagai langkah. Apabila memang terindikasi dan terbukti sesat, kami akan segera bertindak,” katanya. (PurWD/pkr-ryt)