Pemerintah RI menegaskan posisi Indonesia dalam hubungan diplomatik internasional. Melalui Menteri Luar Negeri, RI menegaskan dukungannya kepada Palestina dengan menolak hubungan diplomatik dengan Israel.
“Kami sudah menegaskan, tidak akan ada hubungan diplomatik dengan Israel selama urusan perundingan damai dengan Palestina belum selesai,” papar Menlu Marty Natalegawa dalam briefing pers di Gedung Deplu, Jakarta, Jumat (20/11).
Marty menyadari pengaruh Indonesia yang cukup besar, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Sebab itulah ia ingin memanfaatkannya untuk memotivasi kedua negara agar segera menuntaskan perundingan damai.
...tidak akan ada hubungan diplomatik dengan Israel selama urusan perundingan damai dengan Palestina belum selesai...
Marty juga menegaskan dukungan RI untuk Palestina, apapun keputusan Palestina. Terutama yang menuju ke dilanjutkannya perundingan damai antara Israel dan Palestina, meski nasib perundingan damai dengan Israel masih belum jelas.
“Posisi Indonesia masih tetap memberi dukungan kepada Palestina, apapun itu, termasuk jika mereka menginginkan unilateral declaration,” paparnya.
Palestina mengindikasikan akan segera memberikan unilateral declaration atau mengumumkan kemerdekaan negaranya secara sepihak. Hal ini ditengarai akibat keputusasaan mereka karena perundingan damai dengan Israel yang kerap menemui jalan buntu.
Meski demikian, Marty mengatakan rencana unilateral declaration sendiri mendapat pro dan kontra di Palestina. Pasalnya, negara tersebut masih harus berkonsolodasi di tingkat nasional terlebih dahulu.
“Terpenting kita harus mendorong upaya perdamaian terlebih dahulu, antara kedua negara. Palestina memang harus berkonsolidasi terlebih dahulu dan kita tak perlu terlalu ikut campur. Tapi pada dasarnya, pemerintah RI mendukung semua keputusan Palestina,” pungkasnya. [taz/dbs]