View Full Version
Selasa, 24 Nov 2009

Bunuh Diri Karena Century

Prof. Dibyo Prabowo, Senior Wakil Presiden Boediono, diduga menjadi salah satu korban skandal Century yang berakhir tragis. Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada itu mengakhiri hidupnya karena kehilangan sejumlah dana besar di Bank Century.

Hal itu diungkapkan oleh nasabah Century dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi III DPR. "Profesor Dibyo bunuh diri karena kehilangan uang sejumlah 18 miliar rupiah di Century. Ia adalah senior Pak Boediono," tutur Siput, salah satu nasabah korban Century asal Yogyakarta, Selasa (24/11/2009).

Dibyo Prabowo yang menjabat Rektor Universitas Atmajaya Yogyakarta itu memang meninggal bulan Ramadhan lalu. Boediono ikut menghadiri persemayaman terakhir Dibyo di rumahnya yang di Sawitsari, Sleman, tak jauh dari kediaman Boediono. Namun beredar juga informasi lain yang menyatakan Dibyo meninggal karena sakit bukan bunuh diri.

Dibyo bukan satu-satunya korban Century yang berakhir dengan bunuh diri. Masih terdapat tiga korban lainnya, salah satunya adalah Sayuti, pejabat Bank Century sendiri yang berdomisili di Jambi.

Siput menyatakan, Dibyo bukan satu-satunya korban Century yang berakhir dengan bunuh diri. Masih terdapat tiga korban lainnya, salah satunya adalah Sayuti, pejabat Bank Century sendiri yang berdomisili di Jambi.

Siput menjelaskan, para nasabah korban Century sudah melakukan mediasi dengan berbagai pihak selama delapan bulan, guna memperjuangkan hak mereka. "Kami sudah sempat ke Komisi XI DPR periode lalu, sebelum timbul korban bunuh diri ini. Bahkan kami juga sudah berkirim surat kepada Yang Mulia Bapak Presiden," ujar Siput.

Siput mengatakan, Century sebenarnya meyakini bahwa mereka harus bertanggung jawab dan membayar kembali dana nasabahnya. Namun direksi Century sempat menyatakan bahwa masih ada pejabat lebih tinggi di atasnya lagi yang berwenang untuk memutuskan hal ini, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani. "Kami sudah minta dipertemukan dengan Bu Menteri untuk menyampaikan pendapat, tapi belum dipenuhi," kata Siput.

Ia mengaku, permasalahan dengan nasabah mulai muncul ketika Bank Century diambil oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). "Padahal sebelum Century diambil alih LPS, tidak ada masalah sama sekali," ujar Siput.

Kini, tuturnya, korban Century berjatuhan. Padahal, banyak di antara mereka yang merupakan rakyat biasa berusia lanjut sekitar 70 atau 80 tahun, yang telah menabung seumur hidup.

"Mereka tidak mampu untuk membayar pengacara dan melalui proses hukum," kata Siput. Jumlah dana per individu yang hilang berkisar antara Rp 100 juta sampai 1 miliar rupiah.

Sekarang, seluruh tabungan hari tua itu hilang sekejap. Oleh karena itu, sekitar 50 perwakilan nasabah korban Century yang hari ini mendatangi Komisi III DPR, meminta agar DPR dapat membantu mereka untuk memperjuangkan haknya.

Sri Mulyani Tak Mau Dibui

Sementara itu, menurut Johan Silalahi, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pernyataan yang unik tentang kasus Bank Century. Bahwa dalam kapasitas sebagai pengambil keputusan pengucuran dana Century, dia tidak mau dipenjara. Karena itu, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dia telah ditipu.

Pengakuan Sri Mulyani ini diungkapkan oleh Johan Silalahi dari Negarawan Center, dalam diskusi Chat after lunch di FX Plasa, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11).

''Saya sampaikan ke temen-temen media, bahwa pengakuan dari Sri Mulyani sudah keluar. Saya kutip itu dan saya sampaikan di situ secara terbuka. Yaitu, dalam kasus Bank Century ini dia tidak tahu. Tepatnya, dia tertipu. Sri Mulyani sendiri sudah pernah ditanya oleh seorang pejabat negara, dalam kasus Century: kamu mau dipenjara atau tidak?''

Nah, menurut Johan, saat itulah muncul pengakuan dari Sri Mulyani bahwa dia tak mau dipenjara. Karena itu, muncul pengakuan bahwa dia (Sri Mulyani) merasa ditipu dalam pengambilan keputusan bail out kasus Bank Century oleh Bank Indonesia.
''Itulah yang mesti dipertanyakan, kenapa orang seperti Sri Mulyani, yang dikenal sangat taat azas, bahkan untuk urusan uang Rp 20 miliar saja bisa sangat teliti, tiba-tiba menjadi begitu tidak prudent-nya dalam memutuskan pengucuran dana Rp 6,7 triliun,'' kata Johan dalam diskusi yang digelar oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Ditambah lagi, pengucuran itu dilakukan pada hari Minggu. ''Ini benar-benar aneh. Pengucuran dana dilakukan di luar hari kerja,'' kata Johan.

Karena itu, Johan menyebut bahwa kasus Bank Century adalah skandal kenegaraan. ''Ini arahnya sudah jelas, bahwa yang harus bertanggung jawab adalah Menteri Keuangan sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan, dan Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia ketika itu,'' pungkas Johan. [taz/voa-islam.com]

Baca juga:

1. Jusuf Kalla Buka Rahasia Boediono-Sri Mulyani.

2. Bunuh Diri Karena Century.

3. Boediono dan Sri Mulyani Harus Ditangkap dan Diadili.

4. Transkrip Rapat Rahasia Sri Mulyani-Boediono 1: Raden Pardede Membuka Rapat.

5. Transkrip Rapat Rahasia Sri Mulyani-Boediono 2: Pak Marsilam Diminta Presiden...

6. Transkrip Rapat Rahasia Sri Mulyani-Boediono 3: Kami Usul Bank Century Diselamatkan...

7. Transkrip Rapat Rahasia Sri Mulyani-Boediono 4: Telah Dikeluarkan 3 Perppu tentang JPSK.

8. Transkrip Rapat Rahasia Sri Mulyani-Boediono 5: Deposito 220 Juta Ada di Switzerland.

9. Transkrip Rapat Rahasia Sri Mulyani-Boediono 6: Ini Bank Gagal, Tak Perlu Argumen.

10. Transkrip Rapat Rahasia Sri Mulyani-Boediono 7: Pak Boed, Bank Ini Harusnya Mati Dua Tahun Lalu.


latestnews

View Full Version