Pontianak (voa-islam) - Tidak semua ulama menanggapi dengan keras atas pemutaran film 2012. Kali ini, tanggapan datar terhadap film itu muncul dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat, Ahmad Zaim. Beliau mengimbau kepada masyarakat untuk mengambil nilai positif dan jangan mempercayai isi dari film yang menimbulkan kontroversi di kalangan ulama Indonesia.
"Masyarakat sebaiknya mengambil nilai positif dari film tersebut. Tetapi tidak mempercayai sepenuhnya, karena kiamat termasuk kekuasaan Allah SWT yang manusia tidak bisa menebaknya," kata Ahmad Zaim saat dihubungi di Pontianak, kemarin.
Beliau menyatakan tidak khawatir dengan adanya film itu, sehingga harus mengeluarkan fatwa mengenai pelarangan pemutaran atau menonton film tersebut. Terlebih, hingga kini belum ada keluhan umat muslim terkait film tersebut sehingga tidak ada alasan untuk melarang.
"Masyarakat sekarang sudah pintar sehingga bisa membedakan mana fakta dan film yang sifatnya hayalan manusia," kata Ahmad.
"Masyarakat sebaiknya mengambil nilai positif dari film tersebut. Tetapi tidak mempercayai sepenuhnya, karena kiamat termasuk kekuasaan Allah SWT yang manusia tidak bisa menebaknya," kata Ahmad Zaim
Beliau mencontohkan, seperti film 'Rambo' yang seolah-olah bisa mengalahkan Vietnam seorang diri. "Begitu juga film '2012'," katanya.
Beliau mengimbau masyarakat tidak mempercayai sepenuhnya gambaran hari kiamat seperti film '2012'. "Masyarakat tidak boleh percaya 100 persen karena itu sifatnya film dan belum tentu benar, karena kiamat termasuk kekuasaan Allah SWT," ujanya.
Pendapat MUI Kalbar itu berbeda dengan pendapat beberapa MUI yang ada di daerah lainnya. MUI Malang, Jawa Timur sudah mengeluarkan pelarangan tersebut. Sementara ulama di Nanggroe Aceh Darussalam juga meminta pemerintah melarang beredarnya film tersebut, karena mempertimbangkan akan menimbulkan keresahan dan kesesatan di tengah-tengah masyarakat.
Ulama di Aceh meminta pemerintah melarang beredarnya film tersebut, karena mempertimbangkan akan menimbulkan keresahan dan kesesatan di tengah-tengah masyarakat.
Sebenarnya himbauan sebagian ulama untuk tidak menonton film ini cukup beralasan. Seperti larangan MUI Malang, karena film ini dianggap menyesatkan, karena menetapkan kiamat pada 2012. Padahal kapan terjadinya kiamat hanya Allah saja yang tahu, tidak boleh diprediksikan.
Sementara MUI Solo melarang nonton film ini karena di dalamnya terdapat misi kristenisasi. Film tersebut menganjurkan untuk bersembunyi ke gereja-gereja saat terjadi kekacauan dunia.
Sebenarnya, keresahan atas hadirnya film 2012 bukan hanya dari kalangan ulama muslim. Dr David Morrison, seorang ilmuwan senior Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengutuk film hari kiamat 2012 itu karena telah menimbulkan ketakutan massal. Selanjutnya dia meluncurkan situs untuk mengatasi rasa takut masyarakat.
Sementara MUI Solo melarang nonton film ini karena di dalamnya terdapat misi kristenisasi. Film tersebut menganjurkan untuk bersembunyi ke gereja-gereja saat terjadi kekacauan dunia.
Menurut Morrison, ketakutan itu disebabkan kenyataan beberapa keyakinan bergabung menjadi satu megamitos. Mitos yang pertama beredar soal 2012 adalah bahwa ada planet bernama Nibiru yang akan bertabrakan dengan bumi. (PurWD/dbs)