Probolinggo (voa-islam) – Menikah merupakan kebutuhan fitrah manusia yang berfungsi untuk menyempurnakan sisi kemanusiaan. Terkadang, tak terpenuhinya kebutuhan ini menjadikan seseorang merasa tak berguna dan akhirnya nekad bunuh diri.
Demikian yang dirasakan oleh seorang pria tua yang masih lajang bernama Senaron (70), warga Desa Sepuh Gembol, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dia nekad mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh Sulaiman (25) yang masih familinya. Saat ditemukan, Jasad korban tergantung dengan seutas tali pada kayu usuk di dalam kamarnya, Ahad (29/11/2009). Karena kaget, Sulaiman berteriak-teriak minta tolong.
"Seharian saya tidak melihat dia keluar rumah. Makanya saya kemudian mencoba masuk ke kamarnya," katanya.
Menurut penuturan seorang warga, bernama Budi (30), selama ini korban hidup sendirian di rumahnya. Korban tidak mempunyai istri sampai berumur tua. Karenanya, korban merasa tidak berguna dan berputus asa. Dia pun nekat mengakhiri hidupnya dengan jalan tak wajar.
Sebenarnya, ada beberapa ulama besar Islam yang tidak menikah hingga akhir hayatnya. Bukan karena mereka membenci pernikahan dan tidak cocok salah satu syariat Islam ini. Namun, karena mereka sibuk dengan ilmu, ibadah, dakwah, dan jihad. Karenanya, hidup mereka penuh barakah dan manfaat.
Bunuh diri sangat dicela oleh Islam dan memandangnya sebagai dosa besar. Al-Qur'an dan as-Sunnah mencela pelaku bunuh diri dan mengancamnya dengan siksa neraka yang mengerikan.
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa': 29).
Dalam hadits shahih, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "siapa yang bunuh diri dengan suatu alat maka pada hari kiamat dia akan diadzab dengan alat itu."
Dalam hadits lain, "siapa yang bunuh diri dengan besi, maka pada hari kiamat di neraka jahannam, besi itu berada di tangannya, dia tusukkan besi itu ke perutnya sendiri, abadi selama-lamanya…."
Dan dalam Shahihain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menceritakan tentang seorang laki-laki dari Bani Israil yang terluka, lalu menyayat tanggannya menggunakan pisau hingga darahnya habis dan akhirnya mati. Karenanya Allah mengharamkan surga atasnya. (PurWD/dbs)