Malang (voa-islam.com) – Pelaksanaan tes kesehatan bagi CPNS Kota Batu, Malang, yang mewajibkan para CPNS untuk bertelanjang badan saat dilakukan tes kesehatan kulit atau fisik, menuai protes. Pasalnya, tes kesehatan yang dilakukan di Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraon Kota Malang itu dilakukan di bilik pemeriksaan oleh petugas berjenis kelamin laki-laki, padahal dari ratusan CPNS itu sebagian berjenis kelamin perempuan.
Protes ratusan CPNS Kota Batu yang memprotes pelaksanaan tes kesehatan itu diwakili oleh sembilan orang guru perempuan dan dua tata usaha yaitu berasal dari salah satu SMA Negeri di Kota Batu.
Menurut seseorang yang tidak mau disebutkan namanya, kain yang masih diperbolehkan melekat di tubuh wanita peserta tes hanya sebatas bra dan celana dalam saja.
“Kami risih dengan perlakuan seperti itu. Dan proses tes kesehatan di RST itu hampir menyerupai pemilihan Putri atau ratu kecantikan sejagad,” keluhnya yang mewanti-wanti tidak mau disebutkan nama dan nama sekolah tempatnya bekerja.
...waktu tes jantung yang bertugas adalah dokter perempuan. Setelah itu diperintahkan masuk ke dalam ruangan periksa, ia bersama rekan-rekannya diperintahkan untuk melepas seluruh bajunya. Kecuali bra dan celana dalamnya...
Diceritakannya, Rabu (25/11) siang, dia bersama delapan orang rekannya mendapatkan jadwal untuk melaksanakan tes kesehatan di RST Soepraon. Diakui waktu tes jantung, dokter memerintahkan untuk melepas baju bagian atas karena mau diroentgen.
Kemudian giliran tes fisik, dia bersama rekan-rekannya sangat terkejut, lantaran dokter yang bertugas adalah seorang laki-laki. Sedangkan waktu tes jantung yang bertugas adalah dokter perempuan. Setelah diperintahkan masuk ke dalam ruangan periksa, ia bersama rekan-rekannya diperintahkan untuk melepas seluruh bajunya. Kecuali bra dan celana dalamnya.
“Ada teman saya yang sengaja memakai celana pendek ketat. Dokternya mengetahui dan langsung diminta untuk segera melepasnya. Lalu saya sendiri menjalani operasi. Kemudian oleh dokter tadi diminta untuk ditunjukkan bekas jahitan karena mau diukur panjang jahitannya,” lanjut seseorang tadi.
Tak sebatas itu, guru yang sedang hamil tujuh bulan, bahkan seorang sedang datang bulan, tetap diminta melepas seluruh pakaiannya. ”Kita ini orang sipil, masa sih model pemeriksaannya seperti pemeriksaan calon taruna Polisi dan TNI!” ucapnya kesal.
Masih menurutnya, akibat kejadian itu hubungan rumah tangga salah satu temannya sedikit retak. ”Suami teman saya merasa tidak ikhlas kalau bentuk tubuh istrinya diumbar kepada orang lain,” tambahnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Batu, Abu Sufyan, terkesan lepas tanggung jawab atas kejadian ini. Karena menurut dia, BKD tidak bisa mengintervensi terhadap rumah sakit terkait prosedur tetap (protap) tes kesehatan bagi CPNS Kota Batu dari golongan III. Menurut Abu Sufyan, pihak rumah sakit pasti sudah memiliki standar pemeriksaan medis bagi setiap CPNS.
”Kita sudah lama menjalin kerja sama dengan RST. Dan baru kali ini ada persoalan semacam ini,” jawab Abu Sufyan diplomatis.
"Tidak ada niatan dari pihak rumah sakit untuk berniat mesum, meskipun proses pemeriksaannya dengan telanjang badan" (Letkol CKM Bambang Budi Wiryawan, Kepala Rumah Sakit Tentara).
Sementara Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko saat dikonfirmasi menyatakan dirinya tidak pernah memerintahkan kepada kalangan CPNS dan BKD untuk melaksanakan tes kulit dan lainnya. Dia hanya memerintahkan kepada setiap CPNS di Kota Batu untuk mengikuti tes bebas narkoba. ”Kami hanya meminta tes Narkoba saja,” jelasnya.
Letkol CKM Bambang Budi Wiryawan, Kepala RST Soepraon membenarkan adanya tes CPNS wanita dengan telanjang di depan pemeriksa pria. Menurutnya, hal itu sesuai dengan protap pemeriksaan medis CPNS yang sudah baku. Artinya tidak ada niatan dari pihak rumah sakit untuk berniat mesum, meskipun proses pemeriksaannya dengan telanjang badan.
”Salah satu tim dokter kami yang ahli pada salah satu bidang memang seorang pria. Yang perlu dipertegas, bahwa tes kesehatan yang kami lakukan sudah sesuai Protap dan tidak ada niatan untuk berbuat mesum,” tegasnya.
Kalau protap CPNS mengharuskan wanita buka seluruh baju, kenapa musti di depan petugas yang berbeda jenis? Ah, sing boten-boten mawon. [Ali/dbs]