Jakarta (voa-islam.com) - Pelarangan pembangunan menara masjid di Swiss melalui referendum yang dilaksanakan Ahad (29/11/2009) lalu, mendapat kecaman dari pemuka agama di seluruh dunia. Tidak ketinggalan organisasi terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) ikut menyesalkan adanya referendum itu.
Melalui Ketua Umumnya, KH Hasyim Muzadi, Pengurus Besar NU menyatakan kekecewaannya atas referendum di Swiss yang menyetujui adanya pelarangan untuk membangun menara sebagai bagian dari masjid.
“Ini patut disesalkan, menunjukkan kurang toleransinya masyarakat Swiss terhadap kebebasan beragama, di saat sikap saling menghormati berbagai agama sedang tumbuh di dunia,” katanya kepada situs resmi organisasi itu NU online, Senin (30/11).
Hasil referendum yang melarang menara masjid yang biasa digunakan untuk azan shalat lima waktu itu disahkan pada Ahad kemarin. Sebanyak 57,5 persen suara menyetujui di 22 dari 26 wilayah negara itu. Umat Muslim di Swiss dan sejumlah negara menilai referendum tersebut sebagai bias dan antiislam.
Referendum itu adalah usul yang diajukan oleh Partai Rakyat Swiss, SVP, yang merupakan partai terbesar di parlemen, dan menyatakan menara mesjid ini merupakan tanda Islamisasi.
Pemerintah Swiss sebelumnya menentang larangan itu dengan menyatakan langkah itu akan membuat jelek citra Swiss terutama di dunia Islam.
Hasil referendum ini adalah kabar buruk bagi pemerintah Swiss yang khawatir akan terjadi kerusuhan di komunitas Muslim negara itu. Warga Swiss memang prihatin dengan peningkatan jumlah imigrasi - dan juga kebangkitan Islam - dan mereka tidak mengindahkan permintaan pemerintah.
Menurut surat kabar Le Temps, pemungutan suara dalam referendum itu "diinspirasi oleh ketakutan, dan merusak citra Swiss di mata internasional."
Menurut surat kabar Le Temps, pemungutan suara dalam referendum itu "diinspirasi oleh ketakutan, dan merusak citra Swiss di mata internasional."
Sementara itu, suratkabar La Liberte of Fribourg mengomentari pelarangan menara itu sebagai "ketakutan berlebihan yang dikaitkan dengan Islamisasi di negara itu."
Imam Besar Mesir Ali Gomaa menggambarkan larangan itu sebagai penghinaan terhadap perasaan komunitas Muslim di Swiss dan negara lain.
Di Swiss terdapat sekitar 400.000 umat Islam yang mayoritas berasal dari Eropa Tenggara dan dari Turki. Sementara masjid yang memiliki menara hanya terdapat empat buah.
Pemerintah Swiss mengatakan menerima hasil referendum dan tidak akan lagi mengeluarkan ijin pembangunan menara mesjid baru. [PurWD]