View Full Version
Selasa, 01 Dec 2009

Tokoh Islam Indonesia Harus Tampil di Dunia

JAKARTA (voa-islam.com) - Sebagai negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, seharusnya banyak tokoh-tokoh Islam Indonesia yang bisa tampil di dunia internasional serta menyumbangkan pemikirannya secara global. Sayangnya, saat ini sangat sedikit tokoh-tokoh Islam Indonesia yang mampu mendunia. Ini ditegaskan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin pada Seminar bertajuk 'Lukman Harun, Muhammadiyah dan Dunia Islam' di Jakarta, Selasa (1/12).

''Sangat ironis, padahal kita adalah negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Namun kita kurang mampu menyumbangkan tokoh-tokoh Islam kita ke pentas dunia Islam secara global,'' tandas Din.

Diakui Din, beberapa waktu lalu memang ada sejumlah tokoh Islam Indonesia yang tampil di dunia internasional. Antara lain M Natsir dan Lukman Harun. ''Harus ada yang melanjutkan ketampilantokoh Islam kita di pentas internasional,'' tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan Din bahwa Lukman Harun merupakan tokoh Islam Indonesia sekaligus tokoh Muhammadiyah yang mampu berperan aktif di dunia internasional. ''Bila saya ketemu dengan tokoh-tokoh Islam dunia, yang mereka ingat dan mereka tanyakan hanya dua orang. Yaitu mantan Presiden Soekarno dan Lukman Harun.

Menurut Din, Lukman Harun di pentas internasional dikenal sebagai salah satu tokoh yang sangat total membela dan mendukung Palestina. ''Almarhum juga banyak mendukung kelompok-kelompok Muslim minoritas seperti kaum Moro, Kashmir dan di Bosnia. Semangat beliau membela Islam di dunia internasional maupun di dalam negeri sangat luar biasa,'' tutur Din. Din juga mengatakan bahwa Lukman Harun adalah seorang politisi pragmatis yang mempunyai kedalaman ideologis. ''Lukman Harun juga termasuk salah satu tokoh Islam yang paling anti Kristenisasi,'' tegas Din.

Dikatakan Din bahwa saat ini umat Islam juga telah gagal mengembalikan peranan umat Islam dalam kancah politik nasional. ''Umat Islam yang terbagi-bagi dalam ormas-ormas ini, ketika harus berpolitik, ketika menyadari pentingnya berpolitik, tidak ada jaminan bisa menjadi kesatuan umat Islam yang utuh,'' papar Din. ''Kompetisi antarkelompok tinggi, ketika berbicara politik, yang mereka ingat hanya kursi,'' tambah Din.

Pada kesempatan yang sama, pembicara lainnya, Hajriyanto Thohari menegaskan bahwa Lukman Harun memiliki visi yang jauh ke depan untuk membawa pemuda Muhammadiyah untuk menjadi mainstream kepemudaan di Indonesia. ''Lukman Harun juga merupakan sedikit dari orang-orang Muhammadiyah yang suka berpolitik. Karena memang mainstream Muhammadiyah adalah tidak suka berpolitik,'' papar Thohari. (Ali/rpb)


latestnews

View Full Version