Tangerang (voa-islam) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mengharamkan pembangunan patung Sultan Maulana Hasanudin Banten di bundaran Pamulang, Tangsel, karena khawatir dijadikan tempat pemujaan.
Ketua MUI Kota Tangsel, KH Saidi, Ahad, menyatakan, hasil musyawarah MUI Tangsel dan pemerintah daerah setempat menyepakati bahwa pembangunan patung Sultan Maulana Hasanuddin tidak sesuai dengan hadis.
"MUI Tangsel mengharamkan pembangunan patung Sultan Maulana Hasanuddin Banten di bundaran Pamulang," kata Saidi di Tangerang. MUI menilai jika patung Sultan Maulana Hasanuddin dibangun, bundaran Pamulang akan dijadikan tempat berhala bagi mereka yang memuja Sultan Banten itu.
"MUI Tangsel mengharamkan pembangunan patung Sultan Maulana Hasanuddin Banten di bundaran Pamulang," kata Saidi di Tangerang.
Saidi menegaskan, bila patung itu berdiri sebagai tokoh sejarah untuk pendidikan akan disalahgunakan oleh masyarakat. "Jika tidak dipantau akan lebih banyak kerusakannya, seperti persembahan berhala dan kemaslahatan," tandas Saidi.
Rencana pembangunan patung Sultan Maulana Hasanuddin yang bekerja sama dengan pihak swasta mengeluarkan anggaran tidak sedikit, sehingga menurut dia, lebih baik dananya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Sebaiknya, kata dia, di bundaran Pamulang dibangun monumen tiang Masjid Banten, Asmaul Husna ketimbang patung Sultan Maulana Hasanuddin. "Bila perlu membangun logo Kota Tangsel di bundaran Pamulang, agar tidak terjadi salah presepsi," ungkapnya.
MUI Kota Tangsel, sambung Saidi, telah mengajukan sejumlah usulan kepada Pemkot Tangsel untuk menganti patung Sultan Maulana Hasanuddin.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Tangsel M Shaleh menjelaskan, masukan dari MUI Kota Tangsel terkait penolakan pembangunan patung Sultan Maulana Hasanuddin akan dibahas lebih lanjut dengan perangkat daerah setempat.
"Untuk memutuskan seperti apa nantinya kita akan melakukan pembahasan lebih dalam," ujar Shaleh.
Hasil musyawarah MUI Tangsel dan pemerintah daerah setempat menyepakati bahwa pembangunan patung Sultan Maulana Hasanuddin tidak sesuai dengan hadis.
Dalam beberapa haditsnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan ancaman bagi orang yang membuat patung dan gambar lukisan makhluk bernyawa, salah satunya, “Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya nanti pada hari kiamat ialah orang-orang yang menggambar/memahat (pelukis/pemahat patung-red).” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya nanti pada hari kiamat ialah orang-orang yang menggambar/memahat (pelukis/pemahat patung-red).
"Orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang yang meniru ciptaan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah)
“Siapakah orang yang lebih berbuat zalim selain orang yang bekerja membuat seperti ciptaan-Ku? Oleh Karena itu cobalah mereka membuat biji atau zarrah." (Hadist Qudsi, riwayat Bukhari dan Muslim)
Ibnu Abbas radliyallah 'anhuma menuturkan pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Setiap orang yang membuat gambar (patung) berada di neraka, setiap pahatan/lukisan yang dibuatnya akan diberi nyawa untuk menyiksanya di neraka jahannam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ali bin Abi Thalib pernah diutus Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar tidak membiarkan satu patungpun kecuali dihancurkan
Dalam riwayat Musim, Ali bin Abi Thalib pernah diutus Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar tidak membiarkan satu patungpun kecuali dihancurkan dan tidak membiarkan satu kuburan yang ditinggikan kecuali harus diratakan. (PurWD/dbs)