View Full Version
Senin, 21 Dec 2009

Proklamirkan Nabi Baru, Pengajian

CIREBON (voa-islam.com) Warga bersama Forum Umat Islam Cirebon, Jawa Barat, Ahad (20/12), menghentikan pengajian aliran Millah Ibrahim di Jalan Arya Kemuning.

Diduga kuat, ajaran ini menyimpang dari mainstream agama Islam. Aliran ini dituduh tidak mengakui kerasulan Nabi Muhammad dan tidak mewajibkan shalat Jumat.

Tak hanya itu, kelompok ini menganggap pemimpin mereka yang bernama Udju Jubaedi sebagai rasul. Mereka berpendapat, siapapun yang dapat mengajarkan dan menyampaikan kebenaran, bisa dianggap sebagai rasul.
Warga sekitar mengaku resah dengan keberadaan aliran baru ini. Mereka khawatir, jika tak segera ditangani oleh pihak terkait, akan seperti aliran nabi palsu Moshaddeq yang telanjur berkembang.

Tapi tuduhan aliran sesat itu dibantah seorang pimpinan pengajian Millah Ibrahim. Yang jelas, pengikut Millah Ibrahim hanya mempercayai Al-Qur’an dan tidak menganggap hadits sebagai sunnah rasul. Mereka juga menganggap pimpinannya, Udju Jubaedi sebagai rasul.

…pengikut Millah Ibrahim hanya mempercayai Al-Qur’an dan tidak menganggap hadits sebagai sunnah rasul. Mereka juga menganggap pimpinannya, Udju Jubaedi sebagai rasul...

Perwakilan Forum Umat Islam Cirebon meminta perwakilan penganut aliran Millah Ibrahim bersumpah dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebelumnya, kegiatan Millah Ibrahim ini sudah dilaporkan ke Majelis Ulama Indonesia, namun belum ada tanggapan.

Anggota aliran Millah Ibrohim ini tak begitu besar, hanya sekitar 20 orang. Namun keberadaannya cukup meresahkan masyarakat, terutama warga Kelurahan Pekiringan, tempat kelompok ini berkembang.

Shalat Jum’at Diganti Kajian Selasa dan Ahad

Memang sudah beberapa bulan ini warga Desa Suriadinaya, Kelurahan Pekiringan, Cirebon, Jawa Barat, diresahkan sebuah aliran keagamaan bernama Millah Ibrahim yang dipimpin Udju Jubaedi.

Warga resah karena Millah Ibrahim dianggap menyimpang, kalau tak ingin dikatakan sesat. Selain acap menggelar pengajian tertutup, Udju pun membebaskan pengikutnya untuk tidak shalat Jumat.  Menurut mereka ibadah shalat Jumat bisa digantikan dengan pengajian berjamaah tiap Selasa dan Ahad malam.

…Selain menggelar pengajian tertutup, Udju pun membebaskan pengikutnya untuk tidak shalat Jumat.  Menurut mereka ibadah shalat Jumat bisa digantikan dengan pengajian berjamaah tiap Selasa dan Ahad malam…

Tak hanya itu, walau mengakui Al-Qur’an sebagai pedoman, mereka tak mengakui hadits dan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir. Sebaliknya pengikut aliran ini menganggap Udju-lah sebagai rasul mereka.

Pantaslah warga risau. Namun tidak bagi pengikut Udju. Sebaliknya mereka menganggap lelaki asal Cilimus, Kuningan, Jabar, itu adalah satu-satunya orang yang mengajarkan dan membawa kebenaran.
Jamaah ini memiliki lambang cukup aneh berbentuk kerucut dengan tulisan di bawahnya Imarotul Muslimin. Anehnya pengikut aliran ini mengaku tak tahu makna dari lambang itu. Padahal rata-rata mereka sudah menjadi murid Udju selama tiga tahun.

Menurut mereka, tak hanya di Cirebon, aliran Millah Ibrahim sudah menyebar ke berbagai daerah,  seperti Bandung, Ciledug, Kuningan, dan Tasikmalaya. Jumlah pengikut aliran ini mencapai ratusan orang.

Majelis Ulama Indonesia Kota Cirebon sudah membentuk tim sembilan untuk menyelidiki aliran ini. Sejauh ini MUI Cirebon belum bisa mengabulkan tuntutan warga agar aliran yang berpusat di Jalan Arya Kemuning, ini ditutup.

MUI akan memanggil Udju untuk mengetahui persis ajarannya namun FUI lebih cepat untuk menghentikan kajian mereka dan mengajak pimpinan mereka bersumpah. [Ali/dbs]

Baca berita terkait:

1. Heboh Aliran "Millah Ibrahim" di Cirebon. Sesatkah?

2. Proklamirkan Nabi Baru, Pengajian "Millah Ibrahim" Digerebek Warga

 


latestnews

View Full Version