JAKARTA, (voa-islam.com) - Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri, Brigjen Tito Karnavian, mengatakan, informasi yang diterima pihak Amerika Serikat soal kemungkinan adanya serangan teroris di Bali malam ini diragukan keakuratannya. Ia tidak mengetahui dari mana informasi itu berasal.
"Saya tidak tahu informasi itu dari mana. Yang jelas bukan dari kita (Tim Densus 88). Informasi itu tidak akurat dan belum tentu benar," ucap dia ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (31/12/2009).
Hal itu dikatakan Tito saat ditanya soal peringatan kedutaan besar Amerika Serikat kepada warganya melalui email tentang adanya serangan teroris menjelang pergantian tahun di Bali. "Warga tidak perlu khawatir," ucap dia singkat.
Hal sama dikatakan Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Sulistyo Ishak ketika dihubungi lewat telepon. Ia mengatakan, warga asing maupun masyarakat Bali tidak perlu khawatir terhadap peringatan itu.
Kepolisian, kata Sulistyo, telah menggelar operasi lilin sejak Malam Natal hingga Tahun Baru hampir di seluruh wilayah Indonesia. "Kita tetap tingkatkan kewaspadaan dengan rangkaian operasi lilin di sejumlah wilayah termasuk di Bali," katanya.
"Kita berharap dengan kewaspadaan kepolisian warga tidak perlu cemas. Pada prinsipnya kita ingin malam tahun baru di seluruh daerah berjalan aman dan tertib," tambah dia.
AS Ingatkan Kemungkinan Serangan Bom di Bali Malam Akhir Tahun 2009
Kedutaan Besar Amerika Serikat mengeluarkan peringatan atas kemungkinan terjadinya serangan teroris di Bali, Indonesia, pada malam tahun baru.
Kedutaan AS mengirimkan e-mail pada warganya, Kamis (31/12/2009) yang mengutip pernyataan Gubernur Bali bahwa "ada indikasi akan terjadi serangan pada Bali malam ini."
Peringatan ini muncul menyusul dua ledakan yang terjadi enam bulan lalu, yang memakan korban tujuh orang di hotel kelas atas di Jakarta.
Pulau pariwisata ini cukup terpukul oleh serangan kolompok militan Islam, dimana dahulu 220 orang terbunuh akibat bom bunuh diri di tahun 2002, dan di tahun 2005 juga terjadi pemboman yang menargetkan warga kulit putih.
Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk waspada, tapi tak memberikan detil akan ancaman tertentu.
Satuan anti-terorisme Indonesia menyatakan juga telah menerima peringatan serupa, tapi tak dapat menentukan kebenarannya secara independen. (kompas)