JAKARTA (voa-islam.com) - Meski berita kematian Gus Dur menyedot perhatian banyak kalangan, tapi Petisi 28 tak ingin berlama-lama larut dalam berita duka, karena persoalan bangsa sudah menghadang di depan mata.
Menilai duet SBY Boediono gagal dalam kerja 100 hari pertamanya, Petisi 28 mengeluarkan maklumat yang mendesak pergantian sistem pemerintahan di tahun 2010. Tak hanya itu, mereka juga mendesak agar ada pergantian pemimpin negara.
“Kami dari Deklarator Petisi 28 mengeluarkan maklumat yakni menuju 100 hari kegagalan SBY-Boediono, 2010 ganti sistem, ganti pemimpin,” ujar Ketua Global Institute Justice, Salamudin Daeng di Doekoen Cafe, Ahad (3/1).
..menuju 100 hari kegagalan SBY-Boediono, 2010 ganti sistem, ganti pemimpin...
Mereka mengibaratkan pemerintah bagai gurita neo kolonialisme dalam lumpur kekuasaan korup. Hal ini terkait anggapan bahwa kapitalisme telah mengubah cita-cita bangsa dengan memanfaatkan kekuasaan untuk merampas kekayaan alam milik rakyat Indonesia.
“Kondisi Indonesia di bawah pemerintahan SBY-Boediono bagai gurita neo kolonialisme dalam lumpur kekuasaan korup. Kapitalisme telah mengubah cita-cita bangsa. Mereka telah merampas kekayaan alam milik rakyat dengan cara memanfaatkan kekuasaan pemerintahan yang sangat korup dan tak bermoral,” ujar daeng.
Dalam kasus skandal Bank Century, Petisi 28 menilai adanya skenario korupsi yang melibatkan pemerintah yang berkuasa dalam kasus Century.
“Puluhan BUMN besar yang masuk ke dalam bank gagal Century diduga mengandung skenario korupsi yang juga melibatkan pemerintah yang berkuasa. Kuat dugaan bahwa dana yang disuntikkan untuk penyelamatan Bank century digunakan untuk kepentingan pemenangan incumbent dalam pemilu 2009,” pungkasnya. [taz/inlh]