View Full Version
Rabu, 13 Jan 2010

Boediono Maling..!! Boediono Maling..!!

JAKARTA (voa-islam.com) – Nampaknya rakyat Indonesia sudah muak melihat tatanan di negeri ini. Kepercayaan rakyat terhadap pihak yang memikul amanat sudah memudar.  Melihat ketidakjelasan kasus megaskandal Bank Century di tangan Pansus DPR, rakyat datang langsung ke gedung dewan. Di depan para wakil rakyat, mereka teriakkan “Boediono Maling!” beberapa kali. Satu statemen yang tidak mungkin diwakili oleh para wakil rakyat.

Dua kali sudah, Wapres Boediono yang juga mantan Gubernur BI, dimintai keterangan oleh anggota Pansus Century DPR RI, tapi semua keterangannya tidak ada yang memuaskan. Boediono tak pernah jelas di mata anggota pansus.

Pernyataan Boediono dalam pemeriksaan pansus angket yang kedua (12/1/2010) mengecewakan para anggota pansus. Anggota pansus menilai Boediono lebih banyak menghindar ketimbang menjawab pertanyaan.

"Saya kecewa dengan Bapak Boediono, jawaban Bapak banyak menghindar," ujar Fahry Hamzah dalam pemeriksaan pansus DPR.
   
Pansus sebelumnya menanyakan mengenai rapat KSSK. Namun Boediono beberapa kali menyatakan ketidaktahuannya. "Bapak juga anggota KSSK, harusnya tahu," tegasnya.

..Boediono terlihat canggung saat ditanyakan seputar rapat KSSK pada tanggal 13 November 2008. Boediono 'keukeuh' rapat tersebut adalah rapat konsultasi, sementara Ganjar membawa notulen rapat bertulis 'rapat KSSK'...

Senada dengan Fahry, anggota pansus dari PPP, Romahurmudzie dalam kesempatan berbeda juga menyatakan hal serupa. "Pemeriksaan kali ini mengecewakan," ucapnya.

Romi, panggilan akrab Romahurmudzie menambahkan, hari ini Boediono banyak memberikan jawaban yang tidak berkualitas. "Kalau sudah begini sulit melihat kapasitas beliau sebagai Wapres yang pernah menjadi Menkeu di zaman Bu Mega. Masak menentukan dana LPS masuk uang negara tidak bisa?" ucapnya.

Romi memandang jawaban Boediono tak masuk akal. "Saya pikir jawaban beliau (dalam pemeriksaan) kemarin lebih runtut dan lengkap," jelasnya.

Anggota pansus semakin kesulitan mendapat keterangan yang berkualitas dari Boediono, karena berulang kali ia menyatakan lupa. Sampai-sampai, anggota pansus Century menyindir Boediono karena sering lupa menjawab. Mereka membuat sentilan supaya Boediono lebih terbuka saat menjawab pertanyaan pansus.

"Memang kalau duduk di kursi pada lupa. Jadi hati-hati Pak, Kalau duduk di situ nanti bisa ketularan lupa Pak," kata anggota pansus Century dari FPDIP Ganjar Pranowo dalam rapat pansus Century di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/1/2010).

Pernyataan Ganjar bukan tanpa dasar. Boediono terlihat canggung saat ditanyakan seputar rapat KSSK pada tanggal 13 November 2008. Boediono 'keukeuh' rapat tersebut adalah rapat konsultasi, sementara Ganjar membawa notulen rapat bertulis 'rapat KSSK'.

"Saya cuma bisa menjawab itu rapat konsultasi," ujar Boediono saat ditanya konfirmasi berkas yang dibawa Ganjar.

Melihat perdebatan ini, anggota pansus dari FPKS Fahri Hamzah mengambil sikap. Fahri menilai Boediono kurang terbuka.

Selain tidak terbuka, tidak kualitas dan sering lupa, Boediono juga dinilai tidak konsisten. Anggota Pansus Bank Century, Bambang Soesatyo menilai pernyataan mantan Gubernur BI Boediono selama pemeriksaan di depan pansus tidak konsisten. Pernyataan Bambang ini didasari atas pemeriksaan Boediono yang telah berlangsung dua kali.

"Saat pertama kali diperiksa, Pak Boediono mengatakan bahwa ia bertanggung jawab penuh terhadap kebijakan bailout Century dan siap mempertanggungjawabkannya. Tapi tadi pada pemeriksaan kedua, Boediono melempar tanggung jawab ke BI," ujar Bambang.

..pernyataan yang terus berubah-ubah ini bentuk dari sikap kurangnya tanggung jawab Boediono...

Menurutnya, pernyataan yang terus berubah-ubah ini bentuk dari sikap kurangnya tanggung jawab Boediono. Bambang juga menanggapi jawaban Boediono yang sempat menjelaskan dirinya tidak wajib melaporkan bail out Century kepada Wapres Jusuf Kalla saat itu.

Gemas melihat buruknya keterangan yang diberikan Boediono dalam rapat pansus, seorang aktivis yang berhasil memasuki arena sidang lewat balkon yang dipenuhi wartawan, berteriak keras ”Boediono maling! Boediono maling!” sebanyak tiga kali.

Usai meneriaki Boediono maling sebanyak tiga kali, pria berkepala plontos itu langsung diuber Pamdal dan diamankan. Saat dibawa keluar, dia malah berteriak, "Tangkap Boediono! Boediono maling!” Puluhan kamera televisi dan fotografer menyorotinya. Suasana rapat pansus pun menjadi ricuh dan sempat terhenti. Melihat penangkapan itu, anggota Pansus sempat berteriak lewat mikrofon agar Pamdal tidak melakukan tindakan anarkis.

Peneriak ”Boediono maling” di Pansus Angket Century ternyata bernama Laode Kamaludin, aktivis Komite Pemuda Anti Korupsi (KAPAK). Laode tidak menyesal telah menghina wakil presiden dan siap mati atas perbuatannya tersebut.

Laode mengaku refleks berteriak "Boediono maling!" karena geram dengan sandiwara yang dilakukannya di depan para anggota Pansus. Terlebih, saat Boediono mengaku kerap menangis saat mendengar lagu Indonesia Raya.

“Dia itu antek-antek asing dan pencuri uang rakyat. Saya akan terus aksi sampai Boediono ditangkap,” tandas pria berusia 35 tahun ini.

Laode juga mengaku diperlakukan tidak wajar saat diamanan oleh Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres). “Saya pukuli dan diinjak-injak oleh Paspampres. Saya diperlakukan seperti binatang,” tandasnya.

"Saya siap mati, kenapa takut? Asal Boediono ditangkap lebih dahulu," kata Laode Kamaludin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/1/2010).

"Boediono maling uang negara. Rp 1,1 triliun itu yang kita tuntut. Pansus hanya dagelan," imbuhnya.

.."Boediono maling uang negara. Rp 1,1 triliun itu yang kita tuntut. Pansus hanya dagelan," imbuhnya...

"Saya yakin anggota Pansus diberi jatah setelah bertemu dengan SBY sehingga ada deal Pansus dengan SBY. Sehingga tidak akan diproses lebih lanjut kasus Century ini," papar Laode.

Hanya teriakan ”Boediono maling” itulah yang bisa dilakukan oleh Laode Kamaluddin untuk mewujudkan keinginannya menyelamatkan uang negara triliunan rupiah. Meski dengan resiko penangkapan dan dibawa ke Polda Metrojaya, Laode tak takut, ia bahkan siap mati untuk membela negara dari perampokan uang, yang dalam kasus ini oknumnya adalah Boediono. Rakyat yang tak dapat gaji itu siap mati mengusut megaskandal Bank Century, seharusnya para wakil rakyat bisa melakukan lebih dari itu. Jika tidak, kasihan Pak Boediono seandainya jutaan rakyat demo ke Jakarta meneriakkan yel-yel ”Boediono maling!” [taz/dari berbagai sumber]

Baca berita terkait:

  1. Boediono Maling..!! Boediono Maling..!!
  2. Di Kawasan Sampah Bekasi, Boediono Kembali Diteriaki "Maling!!"

latestnews

View Full Version