Bandung (voa-islam.com) – Sejarawan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Prof Ahmad Mansur Suryanegara menyusun ulang draf buku Api Sejarah Jilid II yang dicuri di Kota Sukabumi Desember 2009 lalu.
Mansur mengaku bekerja ekstra hati-hati mencocokkan naskah dengan foto baru.Pasalnya, foto lama dalam draf yang hilang sudah tidak ada stok lagi. “Sekarang sedang disiapkan jilid II, InsyaAllah Maret sudah bisa terbit. Doakan saja,minta bantuannya,” ungkap Mansur, kemarin.
Sejarawan Islam ini enggan menyebut pencuri draf bukunya sebagai pencuri. Mansur lebih senang menyebut pelaku sebagai peminjam tanpa pamit. Dia sendiri melaporkan kejadian tersebut ke polisi di Sukabumi.
...Sekarang sedang disiapkan jilid II, InsyaAllah Maret sudah bisa terbit. Doakan saja,minta bantuannya,”ungkap Mansur...
Mansur dikenal sebagai orang yang manual dan tidak tergantung komputer. Banyak tulisan dan foto yang diketik dengan mesin tik. Termasuk foto sejarah bernilai tinggi, ia tempelkan pakai lem di draf buku yang hilang itu. Buku Api Sejarah Jilid II akan diterbitkan Salamadani Pustaka Semesta.
Salamadani sempat ketar- ketir dengan hilangnya draf buku itu, sebab dijadwalkan paling cepat terbit Februari 2010. Chief Editor Salamadani Pustaka Semesta Tasaro GK berharap naskah baru Api Sejarah Jilid II bisa diterbitkan. “Sekarang sedang disusun ulang sebagian, karena sampai sekarang draf yang dicuri itu tidak ada jejaknya.
Salamadani sebagai penerbit tetap akan menunggu draf selesai disusun ulang,” katanya. Tasaro tidak khawatir jika orang yang mencuri draf itu memplagiat dan menerbitkan buku lebih dulu dari yang original. Menurut dia, motif pencurian itu bukan karena ingin memplagiat tapi ada faktor sakit hati.
“Saya kira orang yang mencuri itu karena sakit hati atau tidak terima dengan isi draf.Kalau memplagiat pasti akan ketahuan,”ucapnya. Tasaro berharap buku Api Sejarah Jilid II tidak terlambat terbit terlalu lama. Sebab Api Sejarah Jilid I yang terbit November 2009 menjadi best seller dengan laku 10 ribu eksemplar dalam sebulan.
Padahal, harganya Rp125 ribu.“Kita berharap bisa terbit tetap sesuai jadwal,”ungkap Tasaro. Draf buku Api Sejarah Jiid II hilang pada saat Mansur dan Salamdani sedang road show buku jilid I atas undangan Pelajar Islam Indonesia (PII) yang difasilitasi Pemkot Sukabumi.Tempat kejadian di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi, Rabu (9/12) 2009.
...Isi API Sejarah Jilid II lebih kontroversial dari Jilid I, sehingga mengundang banyak pertentangan, terutama dari kaum nasionalis radikal. Beberapa kontroversi di antaranya, peran ulama Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Kusman Singodimejo dalam perumusan Pancasila serta UUD 1945 yang dalam buku sejarah orde baru peran ketiganya dihilangkan negara...
Panitia sempat melihat pria berjaket hitam bergelagat mencurigakan pergi begitu saja. Dalam dialog Mansur dengan PII mengulas isi buku Jilid II membuat suasana diskusi menjadi panas.
Sebab isi Jilid II lebih kontroversial dari Jilid I, sehingga mengundang banyak pertentangan, terutama dari kaum nasionalis radikal. Beberapa kontroversi di antaranya, peran ulama Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Kusman Singodimejo dalam perumusan Pancasila serta UUD 1945 yang dalam buku sejarah orde baru peran ketiganya dihilangkan negara.
Begitu pula sikap M Natsir yang menyatakan Masyumi menerima Pancasila bukan sebagai taktik politik tapi karena memang isinya sesuai dengan nilai-nilai Islam. Seusai diskusi audiens mengerubungi Mansur meminta tandatangan, sementara draf disimpan di meja. Ketika proses tandatangan selesai, Mansur terkejut karena draf yang disimpannya di meja itu raib. Panitia tidak menyangka naskah setebal 600 halaman itu bisa hilang begitu saja. Mansur sempat shock dan sedih dengan kejadian itu.
Sebab bukan foto sejarah saja yang hilang, tapi foto romantis pun ikut hilang.Dalam pembukaan buku, Mansur menempel foto muda dia dengan sang istri yang sudah wafat awal 2009. Foto itu hanya ada satu-satunya. Mansur kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi di Sukabumi. (Ibnudzar/SI)