Yogjakarta (voa-islam.com) –Kurikulum Pendidikan agama dan pembinaan keimanan-ketakwaan yang berlangsung di sekolah-sekolah selama ini masih sarat dengan kelemahan– kelemahan Praktik pendidikan dinilai hanya memperhatikan aspek kognitif.
Pertumbuhan kesadaran nilai-nilai agama belum tersentuh. Selain itu, pembinaan aspek afektif dan konasif-volutif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama juga masih terabaikan.
...Pendidikan agama di sekolah-sekolah perlu terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan pendidikan keseluruhan mata pelajaran yang lain melalui sistem pendidikan terpadu...
Ketua Ikatan Dosen Provinsi Lampung Syaiful Anwar mengatakan, pendidikan agama dan pembinaan keimanan ketakwaan lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif dan kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik.
”Pendidikan agama di sekolah-sekolah perlu terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan pendidikan keseluruhan mata pelajaran yang lain melalui sistem pendidikan terpadu,” kata Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung, pada disertasi Doktoral by research bidang ilmu agama,di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Menurutnya, ia melakukan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif naturalistik selama kurang-lebih 3 tahun (2007-2009) dan telah dituangkannya dalam tulisan disertasi berjudul ‘Pengembangan Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Membina Keimanan dan Ketakwaan Siswa SMU’.
Dari hasil penelitiannya tersebut, ia mengungkap, untuk mewujudkan siswa terdidik yang berkepribadian muslim, manajemen sekolah di SMU Terpadu al-Kautsar Bandar Lampung (lokas penelitiannya) menerapkan proses pendidikan yang integratif dalam mengembangkan pembelajaran materi-materi umum terpadu dengan kurikulum berbasis Alquran dan Alhadits.
Konsepsi pendidikan agama dilakukan dengan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman, pembentukan dan pelatihan sikap, serta latihan-latihan keterampilan amaliah tentang nilai-nilai agama yang telah dipahami anak didik dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler,dan PKL. ”Evaluasi dilakukan juga melalui serangkaian instrumen penilaian, antara lain portofolio, produk proyek, performance,dan karya tulis.
Madrasah dahulu dan Sekarang
Biasanya kurikulum agama akan sangat kental dengan madrasah. Madrasah sebagai tempat penggalian suatu ide, madrasah mempunyai pengaruh yang luas dan monumental. Dengan mengutip pernyataan al-Dailami, Abd Ghaini Abud mengatakan “pendirian universitas-universitas di Barat adalah sebagai hasil inspirasi dan pengaruh madrasah (Nizamiyah), George Makdisi dalam beberapa tulisannya membuktikan bahwa tradisi akademik Barat secara historis mengambil banyak keuntungan dan tradisi madrasah.
Di dunia Islam, besarnya pengaruh madrasah merupakan fenomena umum. Beberapa pejabat pemerintah yang sering disebut memiliki kaitan dengan ide dan penyebaran madrasah ialah : Nizam al-Mulk.
Dengan adanya perhatian, atau campur tangan pemerintah, madrasah segera tersebar dengan luas. Banyaknya saudagar, ulama ataupun yang lainnya juga mendirikan madrasah dengan model dan standard yang relatif sama.
Al-Azzawi mencatat bahwa pada masa Saljuk terdapat lebih dari tiga puluh madrasah yang didirikan oleh mereka yang tidak memiliki kaitan dengan penguasa. Ahmad Syalabi mencatat enam belas madrasah pada masa Dinasti Ayyubiyun yang didirikan oleh perorangan. Namun kelihatan, tiga diantaranya ada hubungannya dengan penguasa atau kekuasaan.
Dengan itu, madrasah bukan hanya tersebar pada daerah amat luas di Timur, melainkan juga idenya telah terawatkan sehingga madrasah tetap eksis pada era modern.
Selain faktor diatas, madrasah dapat diterima luas karena tujuan dan kurikulumnya yang sesuai dengan kecendrungan masyarakat ketika itu. Madrasah dianggap mewakili masyarakatnya. Hal itu dapat ditinjau dari sudut pandang sosial keagamaan maupun ekonomi.
Dengan berjalannya waktu ternyata madrasah semakin mengalami kemajuan dan terintegrasi dengan ilmu-ilmu modern, inilah wajah integrasi pendidikan madrasah yang memadukan konsep keilmuwan islam berbasis worldview islam (Ibnudzar/dbs)