Tulungagung (voa-islam.com) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung KH Hadi Muhammad Mahfud memperingatkan kepada muda-mudi yang beragama Islam agar tidak merayakan valentine pada Minggu (14/2) hari ini. Karena peringatan hari kasih sayang itu menjerumus ke perzinaan.
KH Hadi Muhammad Mahfud menegaskan, Valentine jalan menuju perzinaan jadi kalo umat Islam merayakan valentine secara tidak langsung melegalkan perzinaan.
Dalam ajaran Islam tidak mengenal valentine. Perayaan valentine adalah adopsi dari budaya asing. "Sebenarnya, ungkapan kasih sayang tak harus dirayakaan pada tanggal tertentu. Semisal 14 Februari. Namun harus setiap hari. Nah, untuk mengungkapkan kasih sayang, dalam Islam jelas diwujudkan pernikahan," kata Gus Hadi, panggilan akrab KH Hadi Muhammad Mahfud.
...Sebenarnya, ungkapan kasih sayang tak harus dirayakaan pada tanggal tertentu. Semisal 14 Februari. Namun harus setiap hari. Nah, untuk mengungkapkan kasih sayang, dalam Islam jelas diwujudkan pernikahan...
Pernikahan, lanjut pengasuh Ponpes Mlaten itu, merupakan cara menjalin hubungan yang benar dan menghindari dosa. Selain itu mendapat pengakuan dari masyarakat, keluarga dan agama. "Juga bisa menghasilkan keturunan yang baik," tegas Gus Hadi.
Sekretaris MUI Tulungagung Abu Sofyan menambahkan, Islam mengatur pandangan pria terhadap wanita. Dijelaskanya, jika pandangan 90 derajat atau bertatap-tatapan ke lawan jenis, termasuk berdosa.
Bagaimana hukumnya Islam merayakan valentine? Dijelaskan dia, karena bukan ajaran Islam maka tak dibenarkan. "Jika masyarakat Roma, Italia (cikal bakal valentine) merayakannya, ya monggo. Bukan wewenang agama Islam mencampuri. Intinya, sebagai umat Islam, kembali ke ajaran Alquran dan hadist," tegasnya. (Ibnudzar/jp)