Pasuruan (voa-islam.com) -Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan kemarin (22/2) seperti menjadi tempat reuni para ulama se-Jawa Timur. Tapi, di forum silaturrahim itu mereka tidak sekedar kangen-kangenan. Mereka juga rembugan untuk menyiapkan figur pemimpin warga nahdliyin masa depan.
Agaknya, pembicaraan seputar persiapan Muktamar NU menjadi diskusi yang cukup menarik di mata para kiai. Sebab, sejak sepeninggal KH Abdurrahman Wachid, mayoritas para ulama mengaku tidak punya level untuk menduduki posisi Rois Syuriah.
Seperti dilontarkan KH Musthofa Bisri, atau akrab disapa Gus Mus, yang turut hadir dalam acara kemarin. Kiai yang juga dikenal sebagai seorang budayawan itu menyatakan, sudah saatnya NU memformulasikan kriteria sosok pemimpin.
...Harus ada kiai yang benar-benar warok dan khos yang bisa jadi panutan. Lha kalau saya sampai mengemban posisi itu, pantasnya dari mana?" kata Gus Mus...
"Harus ada kiai yang benar-benar warok dan khos yang bisa jadi panutan. Lha kalau saya sampai mengemban posisi itu, pantasnya dari mana?" katanya setengah merendah.
Gus Mus memang didapuk sebagai salah satu pembicara dalam forum silaturahim kiai se-Jatim dan temu alumni Ponpes Salafiyah tersebut. Acara itu sekaligus menjadi acara pra haul KH A. Hamid yang puncaknya digelar hari ini. Tema yang diambil dalam forum tersebut adalah Negara Pancasila, dan NU, Kaum Nahldiyin dalam konteks Indonesia Mutakhir.
Selain Gus Mus, ada beberapa nara sumber lain yang didatangkan. Diantaranya adalah As'ad Said Ali, wakil kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) yang juga seorang penulis. Dia cukup getol mengupas konsep pemikiran jamiyyah nahdliyin dan kiprahnya. Selain itu, dihadirkan juga pengamat sosial politik dari Unair Surabaya Prof. DR Kacung Maridjan.
Keempatnya tampak gayeng ketika muncul di pentas forum yang sama. Apalagi di tengah-tengah forum itu juga tampak beberapa kiai khos yang tidak hanya datang dari Jawa Timur, tapi juga Jawa Tengah. Diantaranya terlihat KH. Miftakhul Achyar, KH. Hamid Baidlowi dari Lasem Rembang. Pengasuh Ponpes Salafiyah KH Idris Hamid yang juga putra dari KH A. Hamid sempat mengabarkan bahwa KH Maimun Zubair juga sedang dalam perjalanan.
Diantara, ratusan undangan yang hadir, juga terlihat Wagub Syaifullah Yusuf. Pejabat yang juga bagian dari tokoh nasional NU ini tampak khusyuk menyimak seluruh proses diskusi yang dimoderatori oleh Gus Abdullah Shodiq dari Ponpes Salafiyah tersebut.
Banyak hal menarik yang muncul di sela-sela forum itu. Tidak hanya kalangan narasumber, tapi peserta diskusi yang mayoritas adalah kiai dan para gus itu cukup vokal mengikuti proses rembugan tentang bagaimana meningkatkan kiprah NU di masa mutakhir seperti ini.
"NU jangan hanya dijadikan cerminan kehidupan jam'iyah yang bersifat eksklusif semata. Tapi juga harus dikuatkan perannya di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara," terang Gus Idris yang sebelumnya juga sempat menggelar pemancangan paku bumi Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah yang dibangun di Kelurahan Krampyangan Kecamatan Bugulkidul Pasuruan.(Ibnudzar/jp)