View Full Version
Selasa, 06 Jul 2010

Menanti Pariwisata Bali Yang Islami Ala Muhammadiyah

Yogyakarata (voa-islam.com) -Dakwah memang harus dilakukan dimanapun bumi kita pijak, begitu juga dengan Bali. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali menjadikan pariwisata sebagai media dakwah dengan berusaha memberikan nuansa Islami di sektor yang menjadi andalan provinsi tersebut.

"Ketika ingin memberikan warna yang Islami, tentunya kita tidak akan mungkin lari dari sektor pariwisata dan menyerahkannya kepada orang lain. Kita harus tetap ikut untuk memberikan warna yang Islami," kata Ketua Pimpinan Wilayah (Pinwil) Muhammadiyah Bali, Muslim Latief di Yogyakarta, Senin (5/7/2010).

Ditemui di sela-sela Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, ia mengatakan, Bali terkenal sebagai pusat pariwisata terbesar yang masih berkembang sampai sekarang. Hal itu ditunjukkan dengan adanya pesawat terbang dari luar negeri yang langsung ke Bali. "Pesawat bukan hanya dari Eropa, melainkan juga dari Arab Saudi dan Qatar. Dengan kata lain, sarana di Bali mendukung sektor pariwisata," katanya.

..."Ketika ingin memberikan warna yang Islami, tentunya kita tidak akan mungkin lari dari sektor pariwisata..." kata Muslim Latief...

Warga Muhammadiyah Bali tidak mungkin bisa lari dari sektor pariwisata karena berada di daerah tersebut. Oleh karena itu, warga Muhammadiyah Bali juga harus ikut masuk dalam sektor pariwisata untuk memberikan nuansa yang Islami.

Ia mengatakan, pernah ada utusan dari penerbangan Arab Saudi datang ke Pinwil Muhammadiyah Bali meminta pemandu yang bisa berbahasa Arab sebanyak 15 orang. Pemandu sebanyak itu untuk memandu wisatawan dari Arab Saudi selama di Bali.

Menurut dia, beberapa program sudah dijalankan Pinwil Muhammadiyah Bali, di antaranya bekerja sama dengan lembaga-lembaga dan agen perjalanan milik orang Islam. Jadi, wisatawan dari negara-negara Arab diserahkan kepada mereka.

"Selain itu, Pinwil Muhammadiyah Bali juga melakukan pembinaan. Upaya pembinaan dilakukan dengan cara memberitahu jika tamu itu adalah orang Islam sehingga harus disediakan waktu shalat dan makanan yang benar-benar jelas kehalalannya," katanya. (Ibnudzar/kps)


latestnews

View Full Version