

Solo (voa-islam.com) - Kemarin, Puluhan anggota  Front Pembela Islam (FPI), menggelar unjuk rasa di depan Markas Polisi  Kota Besar (Mapoltabes) Solo. Aksi tersebut merupakan protes terhadap  rencana pembekuan FPI pasca fitnah pengusiran anggota Komisi IX DPR di  Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
 
 Selain memprotes  rencana pembekuan FPI, kedatangan massa FPI yang dipimpin langsung Ketua  FPI Solo, Khoirul Suparjo, juga menyampaikan tuntutan agar polisi  segera menangkap Ribka Tjiptaning yang telah menghidupkan  kembali faham komunis gaya baru.
 
...“FPI tidak terlibat dalam pengusiran tersebut. Yang melakukan pengusiran adalah sejumlah ormas keagamaan yang resah dengan sepak terjang Ribka yang mencoba membangkitkan kembali faham komunis,” jelas Khoirul Suparjo...
Untuk menghindari bentrokan antara  massa FPI dengan aparat, beberapa perwakilan massa FPI diterima  langsung Kabag Ops Kompol Slamet Riyadi. Usai pertemuan, Ketua FPI Solo,  Khoirul Suparjo, mengatakan desakan membekukan FPI pascapengusiran di  Banyuwangi, tidak mendasar. Pasalnya,  FPI tidak terlibat dan tidak bergabung dengan sejumlah ormas yang  melakukan pengusiran tersebut.
 
 “FPI tidak terlibat dalam  pengusiran tersebut. Yang melakukan pengusiran adalah sejumlah ormas  keagamaan yang resah dengan sepak terjang Ribka yang mencoba  membangkitkan kembali faham komunis,” jelas Khoirul Suparjo di  Mapoltabes, Jalan Ahmad Yani, Solo, Jumat (9/7/2010).
 
 Menurut  Khoirul, dalam pertemuan dengan Poltabes, selain menyampaikan tuntutan  agar Ribka ditangkap, FPI juga melayangkan surat kepada DPR RI dan  Kementerian Dalam Negeri. Dalam surat tersebut, FPI meminta agar Ribka  diberhentikan dari keanggotaan DPR. Pasalnya, anggota Fraksi PDIP itu  secara terang-terangan menggunakan dana kegiatannya sebagai anggota DPR,  untuk menyebarkan faham komunis di berbagai tempat yang dikunjungi.
 
 “Saya punya undangannya kalau kegiatan di Banyuwangi bukan  pengobatan massa. Tapi temu kangen dengan ekskomunis. Parahnya, kegiatan yang  disenggarakan Ribka selama ini, menggunakan dana parlemen. Ribka  memanfaatkan fasilitasnya sebagai anggota DPR untuk menyebarkan faham  komunis. Apalagi, Ribka secara terang-terangan mengaku bangga menjadi  anak PKI,” beber Khairul sambil menunjukan buku berjudul Aku Bangga  Jadi Anak PKI yang dibuat Ribka.
 
 Unjuk rasa yang digelar  massa FPI di depan Poltabes Solo ini sempat membuat macet lalu lintas. Selain menggelar orasi, massa FPI juga  membagikan selebaran kepada pengguna jalan. (Ibnudzar/oz)