Surabaya (voa-islam.com) - Menanggapi seringnya media massa yang menayangkan ramalan paul dan mani, MUI Jatim merasa resah. Akhirnya Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur mengeluarkan testimoninya dengan mengharamkan umat Islam percaya dengan ramalan Paul atau Mani. Seperti diketahui, selama Piala Dunia ini banyak orang yang percaya dengan ramalan gurita Paul di Jerman dan burung parkit Mani dari Singapura.
“Percaya dengan ramalan tersebut sudah termasuk judi dan mengundi nasib. Dalam Islam, hukumnya judi dan mengundi nasib adalah haram,” ujar Abdusshomad Buchori Ketua MUI Jawa Timur, Minggu (11/7/2010).
Buchori melanjutkan, meski motivasi mempercayai ramalan-ramalan tersebut hanya untuk bersenang-senang, tetap saja hukumnya haram dan syirik
...Percaya dengan ramalan tersebut sudah termasuk judi dan mengundi nasib. Dalam Islam, hukumnya judi dan mengundi nasib adalah haram,” ujar Abdusshomad Buchori...
“Sudahlah, untuk apa bersenang-senang dengan yang bertentangan dengan akidah. Hal-hal yang bersifat metafisik tentang hasil yang akan datang. Islam, mengajarkan untuk berusaha secara maksimal. Hasilnya diserahkan kepada Allah sambil bertawakal. Tidak usah percaya dengan ramalan,” tandas Buchori.
Namun, harus dibedakan antara ramalan yang dilakukan oleh Paul dan Mani dengan prediksi yang dilakukan oleh komentator.
Buchori menjelaskan kalau para komentator, mereka memberikan prediksi berdasarkan pengetahuan mereka atas jejak rekam tim-tim yang bertanding.
“Itu sah-sah saja. Mereka bisa mengetahui mana tim yang solid dan tidak solid dari jejak rekamnya. Namun jika mereka bisa memastikan, maka sudah termasuk haram,” pungkas Buchori.
MUI Pamekasan: Iseng Haram, Percaya Jadi Syirik
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur juga mengharamkan mempercayai ramalan Paul si gurita yang tebakannya dalam beberapa pertandingan piala dunia selalu tepat.
"Kalau hanya percaya sebatas iseng hukumnya haram. Tapi percaya disertai keyakinan dan ketergantungan hukumnya musyrik atau keluar dari Islam
"Kalau hanya percaya sebatas iseng hukumnya haram. Tapi percaya disertai keyakinan dan ketergantungan hukumnya musyrik atau keluar dari Islam," kata Wakil Ketua MUI Pamekasan, KH Ghofur, Minggu (11/7).
Ghofur mengimbau agar jangan percaya ramalan oleh hewan seperti gurita, simpanse, dan buaya, apalagi terhadap ramalan dukun terkait hasil pertandingan piala dunia hukumnya. Meski tebakan tersebut betul dan sesuai kenyataan. "Itu bukan betul, tapi kebetulan," terangnya.
Sebab itu, Ghofur meminta masyarakat menjauhi taruhan piala dunia. Bagi mereka yang sudah terlanjur yakin terhadap ramalam paul sigurira agar segera bertaubat dengan membaca dua kalimat syahadat. "Percaya ramalan binatang mutad. Agar kembali ke Islam, harus bacan kalimat syahadat, jika tidak dia murtad seumur hidup," tegasnya.
Seperti diberitakan, untuk partai final piala dunia banyak masyarakat di Pamekasan bahkan di dunia yang mengikuti bahkan bertaruh sesuai ramalan Paul si gurita yang memenangkan Spanyol saat bertemu Belanda.
MUI: Percaya Paul Sesuatu yang Lucu dan Aneh
Tak mau ketinggalan, Majelis Ulama Indonesia Wilayah Jawa Tengah juga menyatakan keprihatinannya atas fenomena banyak orang yang percaya pada ramalan-ramalan binatang untuk menebak kemenangan tim sepakbola dalam ajang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
"Padahal, jika seorang muslim sampai percaya dan menganggap bahwa ramalan seekor binatang sebagai kebenaran maka itu masuk kategori syirik," kata Sekretaris MUI Jawa Tengah Profesor Ahmad Rofiq kepada Tempo di Semarang, Ahad (11/7).
Pernyataan Guru Besar Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang ini menanggapi semakin ramainya pemberitaan tentang ramalan pemenang pertandingan sepakbola dalam Piala Dunia 2010.
...Rofiq menyatakan orang yang percaya pada ramalan binatang tersebut sangat lucu dan aneh. Sebab, di tengah-tengah laju masyarakat yang semakin modern tapi justru muncul sikap irrasionalitas...
Binatang yang gencar diberitakan tersebut antara lain Paul Gurita, Mani burung kakatua di distrik Little India, Singapura, serta Pino, seekor simpanse di Kebun Binatang Talinn di Estonia.
Rofiq menyatakan orang yang percaya pada ramalan binatang tersebut sangat lucu dan aneh. Sebab, di tengah-tengah laju masyarakat yang semakin modern tapi justru muncul sikap irrasionalitas. Sepertinya, saat ini orang di planet dunia sudah menjungkirbalikan fakta dan percaya pada ramalan-ramalan binatang.
Menurut Rofiq, manusia seakan tidak percaya pada keindahan permainan sepakbola ciptaan Tuhan tapi percaya pada binatang yang sebenarnya tidak memiliki akal. Dalam istilah Islam, kata Rofiq, percaya pada ramalan binatang termasuk kahin atau dukun.
Menurut Rofiq, kalaupun toh ramalan-ramalan yang dipesankan seekor binatang itu benar dikemudian hari maka itu bagian dari kebetulan saja. (Ibnudzar/dbs)