BANJARMASIN (voa-islam.com) – Kabar baik bagi umat Islam terutama praktisi pendidikan Al-Qur'an. Ditemukan metode menghafal Al-Qur'an sambil bermain dengan target lulusan SD hafal 18 juz.
Ratusan orangtua, guru, dan mahasiswa, Selasa (17/8/2010), antusias mengikuti pelatihan singkat revolusi menghafal Al-Qur’an dengan metode FAHIM QUR’AN (Fast Active Happy & Integrated in Memorizing Qur’an) di Masjid Baiturrahim Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Metode cepat dan ceria yang dikembangkan Ustadz Sobari Sutarip ini ternyata cukup efektif. Berdasarkan pengalamannya, anak lulusan SD bisa hafal Al-Qur’an sampai 18 juz.
“Pelatihan ini memang diikuti oleh orang dewasa, tapi aplikasinya untuk mengajarkan pada anak,” ujar ketua panitia, Rahina Ibaniati.
Untuk pelatihannya sendiri, akan diberikan tujuh materi: The power of al Qur'an, The power of Brain, Dunia anak, Teaching Personality, Metode FQ, Teknik Dasar Metode FQ, dan Simulasi.
Selama ini belajar Al-Qur’an dianggap berat, sehingga jangankan menghafal, membaca saja anak sudah enggan. Tapi, dengan cara yang menyenangkan, Al-Qur’an menjadi indah di hati anak. Daya hafal anak tinggi, karena mereka tidak punya beban.
...Selama ini belajar Al-Qur’an dianggap berat. Kini menghafal Al-Qur’an bisa dilakukan sambil bermain, sehingga anak lulusan SD bisa hafal Al-Qur’an sampai 18 juz...
Menghafal Al-Qur’an bisa dilakukan sambil bermain. Misalnya, sekali meloncat, anak menghafal satu ayat. Ketika metode FAHIM Al-Qur’an diterapkan pada usia 5 tahun, cukup berhasil.
HM Abduh, salah seorang peserta, tertarik ikut karena penasaran dengan metode yang dianggap baru. Kesannya, ternyata memang bagus.
Pada sesi pertama diajarkan bagaimana caranya agar anak tertarik menghafal Al-Qur’an atas kesadaran sendiri. Termasuk mengenal fungsi-fungsi otak manusia, sehingga anak belajar tidak terpaksa.
“Kita juga diajari teknik-teknik yang baik, sehingga anak menjadikan kita seperti orangtua, guru, teman, dan idola. Dengan cara itu, anak senang menghafal Al-Quran,” ujar Abduh.
Ia berharap pelatihan ini terus berlanjut, supaya nanti anak-anak di Kalsel banyak yang hafal Al-Qur’an. Kalau ini bisa diterapkan oleh orangtua dan guru, tidak mustahil akan muncul hafiz dan hafizah terbaik yang mengharumkan nama Banua. [taz/tribun]