

Jepara (voa-islam.com) -Mengumandangkan takbir di malam Hari Raya Iedul Fitri disertai dengan keliling kampung mungkin sudah menjadi tradisi  umat Islam di Indonesia. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, takbir keliling banyak  yang menggunakan mobil bak terbuka dan melibatkan peserta yang banyak.  Fasilitas yang dibawapun beragam. Seperti pengeras suara, bahkan sound  system yang besar layaknya akan menggelar pertunjukan  konser.
Itulah  yang saat ini tengah diantisipasi semua kalangan. Di mana beberapa  tahun terakhir ini di Jepara, setiap ada takbir keliling, ada beberapa  kelompok takbiran yang sengaja membawa kaset dangdut atau musik di luar  lantunan takbir.
Bahkan, dalam takbiran tahun lalu, polisi  menemukan sejumlah botol minuman keras (miras) yang dibawa dalam mobil  yang mengangkut kelompok takbiran tersebut. Oleh karenanya, tahun ini  Polres Jepara berjanji akan menindak tegas bagi kelompok takbiran yang  ketahuan membawa kaset dangdut atau musik lain di luar lantunan takbir  dan membawa miras.
...Masak, takbiran bawa kaset keong racun. Itukan, sudah tidak benar," katanya...
Kapolres Jepara AKBP Kamdani menegaskan jika  pihaknya akan melakukan sweeping bagi kelompok takbiran yang membunyikan  musik selain lantunan takbir. Ataupun yang membawa miras. "Melihat  pengalaman tahun lalu, tahun ini kami akan lakukan pemeriksaan terhadap  semua kelompok takbiran, agar tidak terjadi pelanggaran. Masak, takbiran  bawa kaset keong racun. Itukan, sudah tidak benar," katanya.
Menurut  Kamdani, pemeriksaan terhadap kelompok takbiran itu akan dilakukan di  setiap pangkalan dari mana mereka berangkat. "Sehingga sebelum terjadi  pelanggaran di jalan, aparat sudah bertindak," ujarnya.
Hal  senada dikatakan Bupati Jepara H Hendro Martojo. Dia mengatakan jika  pihaknya berharap terhadap tokoh-tokoh agama di Jepara, untuk bisa  mengantisipasi persoalan ini. "Ambil langkah efektif untuk  mengantisipasi kelompok takbiran yang membawa barang-barang selain  keperluan untuk takbiran. Ini juga menuntut peran ulama setempat.  Sebelum kelompok takbiran ini berangkat, mestinya ada pengarahan oleh  ulama-ulama di sekitarnya," katanya.
Terpisah, Sekretaris Majelis  Ulama Indonesia (MUI) Cabang Jepara Mashudi, mengatakan bahwa MUI  mendukung sikap tegas kepolisian yang akan melakukan penertiban kelompok  takbir keliling. "Memang harus ditertibkan. Tidak hanya soal kaset  dangdutnya, namun alat-alat musik yang berlebihan dan tidak sesuai  tradisi Islam itu juga harus ditertibkan," ujarnya.
Menurut  Mashudi, makna dari takbiran adalah untuk mengagungkan Allah,  mengucapkan kalimat syahadat, dan ungkapan rasa syukur kepada sang  pencipta. Namun jika dilakukan dengan tidak baik, maka juga tidak benar.  "Apalagi jika sudah dicampur dengan sesuatu yang maksiat, malah akan  membuat citra takbiran menjadi jelek," imbuhnya.
Tempat Wisata Juga Dipantau
Sementara itu, pada malam takbiran, selain pemantauan dilakukan pada masyarakat yang melakukan takbir keliling, Pemantauan juga dilakukan di tempat-tempat wisata seperti Pantai Bandengan, Pantai Kartini, Pantai Teluk Awur, dan beberapa tempat wisata lainnya.
..."Kami akan mengantisipasi agar tempat-tempat wisata tersebut tidak digunakan untuk hal yang negatif ketika malam perayaan Lebaran umat muslim ini...
Hal ini  mengingat setelah masyarakat, terutamanya para remaja yang melakukan  takbiran, biasanya pergi ke tempat wisata. "Kami akan mengantisipasi  agar tempat-tempat wisata tersebut tidak digunakan untuk hal yang  negatif ketika malam perayaan Lebaran umat muslim ini. Karena hal  negatif seperti berduaan dan pesta minuman keras bisa saja terjadi di  tempat-tempat sepi maupun wisata pada malam takbiran," jelas Kasi  Pembinaan Operasi Penegakan Peraturan Daerah pada Satuan Polisi Pamong  Praja (Satpol PP) Suprayitno kemarin (6/9).
Selain dilakukan  pemantauan pada tempat-tempat wisata, Prayitno mengungkapkan jika  pihaknya juga akan melakukan patroli keliling. Patroli ini bertujuan  agar keamanan pada malam takbiran bisa terkendali. Karena pada saat  ramainya malam takbir, beberapa oknum memanfaatkan untuk menjalankan  aksi kriminalnya. "Kami juga akan melakukan pantauan patroli di daerah yang rawan terjadi kriminal dan tempat-tempat umum lainya," tegasnya.
Patroli  juga tidak hanya dilakukan pada malam takbir. Pada paginya Satpol PP  akan melakukan pengamanan salat Idul Iftri. Pengaman tersebut dilakukan  bersama oraganisasi masyarakat. Beberapa daerah yang akan menjadi lokas  pengamanan di antaranya adalah Masjid Agung Jepara, Jobo Kuto, dan  Saripan. 
Selain pengaman pada saat salat Idul Fitri, juga  dilakukan pengamanan pada rumah-rumah yang ditinggal penghuninya salat.  "Ini dilakukan karena saat rumah ditinggalkan penghuninya, para pelaku  kriminal mulai melakukan aksi," kata Prayitno.
Untuk pengamanan  sebelum dan sesudah Lebaran, Satpol PP mengerahkan sekitar 30 personel.  Mereka akan ditugaskan sesuai dengan tugasnya, seperti patroli dan  penjagaan pada tempat umum. "Agar lebih efektif, kami akan melakukan  kerja sama dengan pihak kepolisian," imbuhnya. (Ibnudzar/jpo)