Solo (voa-islam.com) -Setelah pemberitaan penggerebekan yang diduga pelaku perampokan di Belawan, Sumut, yang menewaskan Yuki Wantoro, Keluarga Yuki Wantoro mengaku tak percaya putra bungsu itu ikut merampok. Menurut keluarga, saat perampokan terjadi pada 18 Agustus 2010 di Medan, Yuki justru sedang berada di Solo, Jawa Tengah, bersama keluarga.
Pada hari itu, Yuki sedang pulang ke rumah untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Ini berdasarkan keterangan dari orang tua dan kakak-kakaknya, jika saat itu Yuki sedang pulang ke rumah untuk foto dan membuat KTP," kata juru bicara keluarga yang juga Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, Endro Sudarsono, di Solo, Selasa 21 September 2010.
...“Ini berdasarkan keterangan dari orang tua dan kakak-kakaknya, jika saat itu Yuki sedang pulang ke rumah untuk foto dan membuat KTP,"...
Karena itu, Endro menyampaikan, keluarga tak percaya Yuki adalah bagian dari jaringan perampokan yang menguras Rp400 juta uang bank itu. "Keluarga juga kaget jika Yuki terkait kasus perampokan di Medan itu,” kata Endro.
Hari ini, orang tua Yuki diambil sampel darah dan air liurnya oleh polisi untuk dicocokkan dengan sampel darah Yuki. Selain itu, orang tua juga ditanyai ciri-ciri fisik dan tanda khusus pada diri Yuki Wantoro.
Yuki Wantoro ditembak Densus dalam penggerebakan di sebuah rumah di Belawan, Sumatera Utara, pada Minggu 19 September kemarin. Polisi beralasan, Yuki bersama satu rekannya melakukan perlawanan saat ditangkap dengan menjadikan anak dan perempuan sebagai tameng hidup.
Polisi sendiri menduga Yuki merupakan bagian dari jaringan yang melakukan perampokan Bank CIMB Niaga di Medan pada pertengahan Agustus lalu. Perampokan ini, kata polisi, untuk membiayai kegiatan terorisme. (LieM/vvo)