Jakarta (voa-islam.com) - Setahun pemerintahan SBY-Boediono banyak menuai kritik berbagai kalangan. Salah satunya adalah mendesak agar Presiden SBY segera melakukan reshuffle kabinet, karena kinerja menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II amburadul dan memprihatinkan.
Presiden SBY juga dinilai tidak bisa tegas dan terlalu memanjakan para menteri yang tidak beres kinerjanya, sehingga selalu disalahkan publik.
Hal tersebut diungkapkan oleh budayawan Hardy dalam diskusi Polemik bertajuk Setahun SBY-Boediono di Warung Daun Cikini Jakarta Pusat, Sabtu 16 Oktober 2010.
...“Kalau mau jujur sebenarnya SBY bukan leader lagi tapi sudah jadi babysitter. Lihat saja menteri-menterinya pada makan gaji buta, begitu juga dengan staf-stafnya nggak ada yang berani,” kata Hardy...
“Kalau mau jujur sebenarnya SBY bukan leader lagi tapi sudah jadi babysitter. Lihat saja menteri-menterinya pada makan gaji buta, begitu juga dengan staf-stafnya nggak ada yang berani,” kata Hardy.
Menurutnya, menteri-menteri yang kinerjanya tidak baik sudah selayaknya dicopot. Momentum setahun pemerintahan SBY-Boediono dianggap tepat untuk reshuffle.
“Bila SBY ingin dikenang masyarakat sebagai presiden yang berhasil memimpin selama dua kabinet, maka kinerja para menteri harus bisa berjalan baik hingga akhir KIB II,” ujarnya.
Namun kenyataannya tambahnya, komposisi menteri KIB II tidak bisa mengatasi masalah yang ada. Jangankan prestasi, kinerja para menteri pun jarang terlihat.
SBY juga dinilainya terlalu baik bila terus mempertahankan menteri yang tak becus bekerja.
“Coba lihat menteri-menteri sekarang tidak ada yang jalan ke mana-mana. Mereka cuma datang ke kantor, merancang anggaran dengan Dirjen lalu korupsi berjamaah. Kalau sudah begitu buat apa lagi dipertahankan?” tandas Hardy. (Ibnudzar/mto)