Surabaya (voa-islam.com) - Front Pembela Islam (FPI) Jatim mendukung penuh langkah penutupan lokalisasi Dolly yang disuarakan Pemprov Jatim. Bahkan, FPI siap back up eksekusi paksa penutupan Dolly, jika dibutuhkan pemerintah.
Ketua I FPI Jatim Ustadz Haidar Al Hamid kepada wartawan, Selasa (26/10/2010) pagi menegaskan, pihaknya yakin seluruh Ormas Islam yang ada di Surabaya dan Jatim pasti mendukung penutupan tempat maksiat terbesar se-Asia Tenggara itu.
"Kalau ada Ormas Islam, ulama, kiai, habib atau ustadz yang tidak mendukung penutupan Dolly, tolong tanyakan keislamannya. Kalau mereka menolak penutupan, cabut saja gelar mereka sebagai ulama," tegasnya.
..."Kalau ada Ormas Islam, ulama, kiai, habib atau ustadz yang tidak mendukung penutupan Dolly, tolong tanyakan keislamannya. Kalau mereka menolak penutupan, cabut saja gelar mereka sebagai ulama,...
Mengenai alasan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang enggan menutup Dolly karena takut PSK keleleran di jalanan, menurut Haidar, hal itu merupakan alasan klasik. "Lebih cepat ditutup lebih baik. Kita membiarkan lokalisasi tetap buka sama saja ikut berdosa dan siap menerima murka Allah. FPI siap jadi garda terdepan untuk menutup Dolly," tukasnya.
Sementara itu, menanggapi rencana pemasangan CCTV dari Pemkot untuk mengintai aktivitas esek-esek di Dolly, Haidar kurang setuju dan menganggap sebagai upaya sia-sia menghamburkan uang rakyat. "Apa efektif langkah itu, harus dikaji secara matang dulu. Mendingan digunakan untuk biaya pendidikan agama bagi PSK agar bisa dientas dari lembah kemaksiatan dan modal usaha mereka bekerja secara halal," tuturnya.
FPI Jatim akan membahas masalah Dolly ini dan meminta petunjuk FPI Pusat untuk mengambil langkah selanjutnya. Selain itu, juga berkoordinasi dengan MUI Jatim dan ormas keagamaan di Jatim.
NU Dukung Dolly Dibubarkan
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Kiai Mutawakil Alallah mendukung upaya pemerintah segera menutup kawasan lokalisasi gang Dolly Surabaya.
"Terus terang kami ini malu, dari 14 ribu pesantren di Indonesia 60 persen berada di Jawa Timur, tapi lokalisasi terbesar ternyata juga ada di sini," kata Mutawakil
..."Terus terang kami ini malu, dari 14 ribu pesantren di Indonesia 60 persen berada di Jawa Timur, tapi lokalisasi terbesar ternyata juga ada di sini," kata Mutawakil...
Mutawakil mengisahkan, hampir setiap pertemuan baik berskala nasional maupun internasional, ulama asal Jawa Timur selalu ditanya soal Dolly. "Selalu saja kami ditanya, gimana pak Kiai pesantren tumbuh subur tapi lokalisasi kok juga tumbuh subur," tambahnya.
Karenanya, NU sebagai ormas keagamaan terbesar sangat mendukung upaya pemerintah untuk menutup lokalisasi Dolly. Meski begitu, PWNU mendesak pemerintah tidak hanya menutup, melainkan harus memberikan pemahaman dan keterampilan khusus bagi para PSK yang ada.
Tak hanya itu, warga sekitar yang selama ini menggantungkan nasib dari praktek prostitusi semisal para pedagang, pengelola kos, serta tukang parkir juga harus diberikan pelatihan sehingga penutupan Dolly tidak membuat mereka kehilangan pekerjaan.
"Kalau Dolly itu ditutup, pemerintah harus merubah kawasan itu jadi sentra bisnis, misalnya dengan mendirikan pusat-pusat grosir maupun pasar," tambah Mutawakil (Ibnudzar/bjo)