KLATEN (voa-islam.com) – Maksud hati menghibur korban musibah, tapi karena gegabah, malah bikin resah. Itulah yang dilakukan oleh Mega Bhakti Baguna, Badan Penanggulangan Bencana yang dikelola oleh PDI-Perjuangan kemarin.
Di hadapan seribuan orang pengungsi dari Kecamaan Kemalang, relawan Mega Bhakti Baguna menyuguhkan pertunjukan musik dangdutan di Pendopo GOR Klaten, Senin (8/11/2010). Dangdutan yang ditayangkan melalui layar lebar itu berlangsung pukul 19.30 WIB, sempat bentrok dengan relawan dan korban bencana yang sedang menggelar pengajian.
Suguhan dangdutan itu sendiri tidak menghibur masyarakat korban bencana. Sehingga banyak orang yang acuh tak acuh dengan hiburan malam itu. Di tengah-tengah berlangsungnya pertunjukan dangdut, Surti, bukan nama sebenarnya, malah asyik mengobrol dengan temannya di bagian belakang Pendopo. Surti sama sekali tidak terhibur oleh dangdutan relawan PDIP itu. “Tetap saja sedih mas, walaupun ada hiburan seperti ini”, ujar Surti polos.
Tidak hanya di luar GOR, di dalam GOR Klaten pun juga ada pertunjukan dangdut pada siang harinya. Anehnya, tak satu pun pengungsi yang mengetahui siapa koordinator dangdutan itu. Bahkan petugas berseragam Pemkab Klaten pun tak tahu-menahu siapa yang menggelar acara dangdutan yang ditampilkan melalui televisi layar lebar itu. Menurutnya, koordinatornya adalah pihak kecamatan setempat.
“Koordinator Lapangan (Korlap) yang mengurusi penerimaan dan penyaluran bantuan logistic dikelola oleh Kecamatan setempat,” kilah petugas Pemkab Klaten tersebut.
....mereka saat ini tidak butuh musik dangdutan. Dangdutan malah menambah kebisingan dan sangat mengganggu. Kebutuhan yang diharapkan para pengungsi adalah siraman rohani....
Beberapa pengungsi di lokasi itu menuturkan bahwa kebutuhan mereka saat ini tidak butuh musik dangdutan. Dangdutan malah menambah kebisingan dan sangat mengganggu. Kebutuhan yang diharapkan para pengungsi adalah siraman rohani berupa ceramah agama, Al-Qur’an serta buku wirid dan doa. Sentuhan religius itu mereka butuhkan untuk mengembalikan traumatik, mengangkat moral dan menumbugkan motivasi.
Jika kebutuhan pengungsi adalah siraman rohani sementara relawan PDIP menyuguhkan dangdutan, maka kesedihan mereka semakin berat. [taz/bekti sejati]
Baca berita terkait: