View Full Version
Sabtu, 20 Nov 2010

Pengungsi: Gayus? Diumpankan ke Wedhus Gembel Merapi Saja!

Yogyakarta (voa-islam.com) -Ada-ada saja jawaban yang muncul dari pengungsi ketika ditanya tentang gayus, memang banyak hal yang bisa dilakukan oleh para pengungsi Merapi guna sejenak mengusir gelisah di tengah kesulitan yang mendera.

Satu hal yang sepertinya mudah dilakukan adalah berbincang mengenai banyak hal, tak terkecuali soal Gayus, si mafia pajak nan lihai berkelit dari hukum itu.

Apa pendapat para pengungsi soal Gayus? Beragam, namun yang pasti semua bersuara geram. Simak saja obrolan mereka soal apa tindakan yang tepat buat Gayus. Ide gila terlontar dari mulut mereka.

..."Gayus? Sebaiknya diumpankan saja ke wedhus gembel Merapi," ujar seorang pengungsi...

"Gayus? Sebaiknya diumpankan saja ke wedhus gembel Merapi," ujar seorang pengungsi dari sebuah desa di Lereng Merapi, Sabtu (20/11/2010), pukul 12:19 WIB.

Tawa renyah pun menyeruak usai ide itu terlontar. Gayus, rupanya bisa membuat para pengungsi tertawa meski harus mengorbankan dirinya "ditumbalkan" buat Merapi.

Selain obrolan ringan, kabar baik dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), juga membawa secercah harapan baru buat para pengungsi untuk melanjutkan kehidupan mereka yang normal. Melalui Kepala BPPTK, Dr. Soerono, diumumkan wilayah awas Merapi kembali diturunkankan radiusnya.

Per 19 November, status wilayah bahaya Merapi menjadi 15 Kilometer untuk wilayah Sleman, 10 Kilometer untuk wilayah Magelang dan Klaten, serta 5 kilometer untuk wilayah Boyolali.

Menurunnya intensitas erupsi Merapi itu juga ditandai dengan telah dipulangkan sebagian pengungsi ke rumah masing-masing yang masuk dalam jarak aman awas Merapi.

Gayus Hanya Jadi Mainan Politik SBY

Sementara itu, Setara Institute mencurigai aktifnya Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dalam menangani kasus kaburnya Gayus HP Tambunan. Setara Institute menuding, terlibatnya Satgas ini adalah mainan politik gaya baru pemerintah yang saat ini dipimpin Presiden SBY.

Gayus diduga menjadi martil untuk menekan pihak lain yang memiliki sumber daya politik kuat dan potensial mengancam kekuasaan partai berkuasa pada Pilpres 2014.

...."Gayus selalu berada dalam pusaran kendali Satgas dan menopang permainan politik tingkat tinggi partai berkuasa,...

"Gayus selalu berada dalam pusaran kendali Satgas dan menopang permainan politik tingkat tinggi partai berkuasa. Buktinya Gayus lebih senang blak-blakan dengan Satgas dibanding dengan institusi hukum formal yang sebenarnya memiliki kewenangan," tulis Ketua Badan Presidium Setara Institute Hendardi di Jakarta, Sabtu (20/11/2010).

"Siapapun tahu, Golkar adalah kekuatan politik yang tidak bisa dianggap remeh. Apalagi dalam kendali Aburizal Bakrie yang memiliki sumber dana paling kuat. Dan Bakrie, dicurigai banyak pihak pernah menggunakan jasa Gayus dalam urusan pajak," lanjut Hendardi.

Menurut Hendardi, perseteruan babak lanjut ini hanya akan memperparah bobroknya penegakan hukum yang merugikan publik.

Sementara itu, pernyataan pengacara Gayus, Adnan Buyung Nasution bahwa Satgas tahu Mafia perpajakan tapi tidak berdaya karena ada penghalang, menegaskan bahwa pembentukan Satgas sejak awal memang sarat muatan politik.

"Satgas dibentuk sebagai alat pencitraan dan boneka pemerintah. Fungsi dan wewenangnya tidak jelas dalam sistem dan mekanisme hukum nasional. Korupsi berhubungan dengan uang rakyat yang dikelola negara," tegasnya.

Oleh karena itu, Hendardi meminta agar kasus Gayus, mafia hukum dan perpajakan lain ditangani oleh KPK dengan koordinasi kepolisian dan kejaksaan.

"Bukan ditangani oleh lembaga extra-konstitusional semacam Satgas sehingga tidak jadi bulan-bulanan politik saja," tegas Hendardi. (LieM/trb)


latestnews

View Full Version