View Full Version
Rabu, 22 Dec 2010

Kapolda Akui 60 Persen Reserse Tak Mampu Mengungkap Kasus

JAKARTA (voa-islam.com) - Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman mengakui, hampir seluruh wilayah di Jakarta rawan aksi kejahatan. Dari seluruh anggota reserse yang ada di wilayah Polda Metro, hanya 40 persen saja yang mampu mengungkap kasus.

“Iya, reserse memang mampu mengungkap 40 sekian persen, yang lain tidak mampu,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (22/12/2010).

Kapolda mengungkapkan, lemahnya reserse dalam mengungkap kasus itu disebabkan tiga faktor, yaitu faktor anggaran, profesionalisme dan jumlah personel.

“Apakah itu hebat atau tidak, bandingkan dengan negara lain,” katanya.

….lemahnya reserse dalam mengungkap kasus itu disebabkan tiga faktor, yaitu faktor anggaran, profesionalisme dan jumlah personel….

Ia mengatakan, anggaran untuk operasional reserse sangat diperlukan. Kurangnya anggaran operasional untuk mengungkap kasus, menyebabkan kasus mengalami kemandekan.

“Kalau kita akan melakukan penyelidikan, mengintai, mengendus, berbulan-bulan, berhari-hari, berjam-jam, di situ dia perlu anggaran. Dia gunakan mobilitas apa, dia perlu anggaran,” terang Sutarman.

Dikatakan Kapolda, anggaran operasional untuk reserse, memang ada. Namun masalahnya, anggaran operasional reserse terbatas.

“Saya kira itu rasionalitas anggaran kita. Reserse kalau perlu, tinggal ambil duit untuk melakukan penangkapan,” usulnya.

Sutarman menjelaskan, untuk mencegah terjadinya tindakan kriminalitas adalah tugas polisi berseragam. Namun, ketika terjadi tindak kriminal, reserse yang mengemban tugas tersebut untuk mengungkap tindak kriminalitas yang sudah terjadi itu.

“Tugas reserse itu menangkap. Sesuatu yang sudah terjadi, lapis berikutnya yaitu penindakan reserse,” katanya.

…. maraknya tindak kriminalitas di Jakarta dan sekitarnya karena banyaknya kelemahan, seperti lemah pengawalan, lemah penjagaan, lemah patroli dan lemah babinkamtibmas….

Menurut Sutarman, maraknya tindak kriminalitas di Jakarta dan sekitarnya karena banyaknya kelemahan, seperti lemah pengawalan, lemah penjagaannya, lemah patroli dan lemah babinkamtibmasnya.

Karena itu, pencegahan tindakan kriminalitas musti dimulai dengan mengembangkan peran serta masyarakat dalam Babinkamtibmas untuk patroli.

“Petugas-petugas Binmas di lapangan bermitra dengan sekolah, bermitra dengan da’i, ulama dan seluruhnya yang tujuannya untuk menyampaikan supaya tidak punya niat jahat,” paparnya.

Sutarman yakin, jika patroli ditingkatkan, tindakan kejahatan bisa dicegah sejak awal. [silum/dtk]


latestnews

View Full Version