JOMBANG (voa-islam.com) – Gus Dur masih dianggap sebagai wali oleh sebagian kalangan, sehingga kuburannya senantiasa dibanjiri peziarah yang datang dari berbagai daerah dengan beraneka macam hajat. Mulai dari berdoa, zikir, minta ketenteraman dan kedamaian, hingga ngalap berkah agar diterima sebagai CPNS.
Masa liburan tahun baru selama tiga hari kemarin, makam mendiang mantan Presiden Republik Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur dibanjiri ribuan peziarah.
Di hari biasa, makam Gus Dur biasanya hanya didatangi 8.000-an namun pada libur tahun baru ini peziarah mencapai 9.000.
“Peziarah penuh, pendopo makam sampai enggak muat,” kata Mahmudi, salah satu Pengurus Pondok yang ditemui di Jombang, Minggu (2/1/2010).
Para peziarah datang dengan beragam tujuan dan harapan. Ada yang ingin mendoakan almarhum, ada juga yang berharap berkah. Ahmad Khoiri, misalnya. Lelaki berusia 42 tahun, warga Dusun Sukal, Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang datang bersama 70 orang anggota jamaah tahlil dusun itu mengaku ingin mendoakan Gus Dur dan Kiai Hasyim Asyari, serta para ulama.
Dia juga berharap barokah dari penghuni makam, yang dianggapnya waliyullah. “Semoga warga kampung ayem tentrem dan dimudahkan segala urusan,” ujarnya.
Hal berbeda diungkapkan Ida Trisnawati, 21 tahun. Warga Dusun Pandangsari, Desa Jati, Kecamatan Ngunut, Tulungagung ini datang ke makam bersama pacarnya ini. Ia mengaku hanya menemani pacarnya yang warga Gresik. Kedatangannya ke makam Gus Dur, kata dia, karena sang pacar gagal lolos tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2010. Rencananya, kata Ida, pacarnya akan melamar CPNS lagi tahun ini jika ada lowongan.
“Semoga saja dapat barokah, mendapat yang terbaik, dan tahun depan bisa lolos tes,” tutur gadis berjilbab ini.
Peziarah lain, Baidhowi, 52 tahun, warga Bojonegoro ini mengaku datang hanya untuk mendoakan Gus Dur dan kerabat-kerabatnya, termasuk KH Hasyim Asyari. Sebagai warga Nahdhatul Ulama (NU), kata dia, sudah menjadi kewajiban mendoakan pendahulunya. “Mendoakan wali itu harus, sambil mengingat mati, dan mampi mengambil pelajaran,” katanya. [taz/tin]
Baca berita terkait: