Jakarta (voa-islam.com) - Distributor film Hollywood akan menghentikan pengiriman film-filmnya ke Indonesia, akibat tingginya pajak bea masuk film yang diterapkan pemerintah. Banyak kalangan beragam menanggapinya, ada yang salut juga ada yang sedih. Tak sedikit ABG dan pecinta Film Impor bereaksi keras atas kenaikan pajak film ini, ataukah sekedar pengalihan isu lagi?
Sebetulnya apa yang menyebabkan pemerintah menaikkan pajak film impor?
Penyebabnya apa lagi kalau bukan Pajak film impor yang ternyata lebih murah daripada pajak film nasional. Pajak impor cuma dibebani per satu kopi film, yakni Rp 1 juta per kopi. Rata-rata film impor menyetor lebih kurang Rp 15 juta per judul untuk 15 kopi film. Dalam 12 tahun terakhir, film asing yang diimpor rata-rata 180 judul dengan total kopi sekitar 2.500 kopi sehingga rata-rata hanya 15 kopi per judul.
Sementara itu, film nasional harus membayar pajak untuk beberapa hal, mulai dari bahan baku, peralatan produksi, pajak atas artis, karyawan, pajak saat proses produksi, pajak pasca-produksi, dan untuk penggandaan kopi film. Jadi, jika dihitung, maka produser film nasional harus menyiapkan 10 persen lebih untuk pajak. Film seperti Laskar Pelangi atau Ayat-Ayat Cinta yang biaya produksinya Rp 5 miliar harus mengeluarkan pajak senilai Rp 500 juta.
Akibatnya, Distributor film Hollywood akan menghentikan pengiriman film-filmnya ke Indonesia, akibat tingginya pajak bea masuk film yang diterapkan pemerintah.
Penerapan peraturan baru tentang impor film asing yang dilakukan Dirjen Pajak juga berpengaruh kepada peredaran film Eropa, Mandarin, dan India atau Bollywood. Pihak importir film Indonesia ogah mendatangkan film-film tersebut. Kenaikan pajak itu sangat memberatkan MPA (Motion Picture Assosiation) sehingga menghentikan tayangan film Hollywood di Indonesia.
Ikatan Perusahaan Film Impor Indonesia (IKAPIFI) mengamini langkah Hollywood menghentikan pasokan film ke Indonesia. IKAPIFI pun akan berhenti mengimpor film dari Eropa, Mandarin, India dan film-film dunia lainnya
TANTANGAN ISLAM DALAM MENGHADAPI MODERNISASI ZAMAN
Film memang sejata yang ampuh dalam menyisipkan pesan terselubung sebuah ideologis dan menjadi media paling efektif oleh musuh-musuh Islam.
Karena itu tidak heran jika umat Islam dewasa ini banyak yang tidak mempelajari Islam secara benar bahkan dengan jujur kita akui banyak di temui budaya-budaya yang sudah tidak Islami yang terkait dengan "4S" dan "4F"
Food : Makanan, berbagai makanan jadi dan cepat saji yang diproduksi oleh pabrik yang belum jelas kesucian dan kehalalannya.
Film : Para produsen film Hollywood yang mayoritas yahudi terus menerus mempropagandakan liberalisasi, umbar aurat wanita dan sex bebas sampai maksiat, tatto dan body piercing, rokok dan minuman keras, syirik maupun paham-paham yang menyerang islam. Dan logika ini dipakai orientalis, liberalis lokal dengan memasarkan film sejenis dengan menggunakan talent artis muslim dan non-muslim dalam kondisi yang semakin mendangkalkan iman dan moral bangsa.
Fashion : Busana, terutama dikalangan generasi muda yang kebanyakan sudah berkiblat pada trend-trend orang kafir yang selalu mengumbar aurat dan menimbulkan syahwat.
Faith : Para pakar seakan-akan berlomba-lomba memadamkan cahaya Allah dengan kepercayaan dedemit ala bikinan manusia agar manusia menjauhi fitrahnya yang membutuhkan kehadiran 'Sang Pencipta yang Otentik seperti yang dijelaskan dengan kehadiran para Nabi dan Rasulullah. Paham bikinan ini mulai zionis, komunis, liberalis dan neo liberal, kapitalis, nasrani yang dibentuk yahudi, majusi, paganis, ahmadiyah, syiah, dah banyak lainnya termasuk gaya hidup Punk, artis dan Rockstar yang telah menjadi agama baru mendampingi demokrasi.
Freedom & Fun : Lawakan, tontonan -tontonan yang lucu yang sering kita jumpai dalam tayangan televisi yang hal tersebut sangat di benci Rasulullah. Dan kini hampir semua acara tv dan film dibubuhi pesan lawak dan kebebasan ala liberalis.
SING : Musik-musik yang mempertunjukkan budaya dan lirik orang kafir dengan berbagai instrumennya.
SEX : Banyaknya media yang menyajikan gamba dan tayangan yang mengandung unsur pornografi dan porno aksi.
SPORT : Berbagai macam efen olahraga yang tidak mencerminkan kultur Islam (membuka aurat) serta digelar tanpa memperhatikan waktu sholat.
SMOKE : Rokok yang sudah umum dikalangan tua maupun muda,awam maupun intelektual bahkan kebanyakan kaum muslimin adalah pecandu rokok yang hukumnya menurut jumhurul'ulama adalah makruh,artinya sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Bahkan menurut sebagian ulama adalah haram.
Harus salut atau sedih? Tapi yang pasti tapi bagi umat Islam, Hollywood tak lebih pengimpor idealisme awut-awutan ala liberal yang kebingunan tak punya aturan.
Paham yang mereka sisipkan dalam film sangat tendesius, merusak moral dan tanpa disadari telah meracuni serta menggeser aqidah remaja Islam ke dalam jurang sekulerisme dan liberalisme. Begitulah Yahudi yang memonopoli ideologi dalam film-film Hollywood. Begitulah Yahudi yang konsisten merusak. [d5vn2/voa-islam.com]