Warga Kedaton, Bandarlampung, Retno (27), di Bandarlampung, Kamis, berharap kepolisian dapat segera menindak cepat dan media dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, terkait isu teror bom berbentuk paket yang dikirimkan kepada warga secara acak.
"Saya baca di media hari ini, isu bom berbentuk paket sudah masuk Lampung, terus terang saya jadi takut karena sering berbelanja via online, dan termasuk sering menerima kiriman paket," kata dia.
Bukan hanya penerima, keresahan juga dialami oleh salah seorang pegawan bank, Akhirudin (28), yang hendak mengirimkan telepon genggamnya yang rusak, namun ditolak oleh kurir dengan alasan yang tidak jelas. "Saya mau kirim telepon genggam saya yang rusak ke 'service center'-nya di Jakarta, namun ditolak oleh salah satu perusahaan jasa pengiriman dengan alasan yang tidak masuk akal," kata dia.
..Semua paket yang diduga bom di daerah, ternyata isinya bukan bom, media terlalu membesar-besarkan hal ini..
Menurut Udin, ada edaran di perusahaan pengiriman tersebut untuk tidak menerima dahulu pengiriman telepon genggam dalam jangka waktu tertentu, yang menurut dugaan dia, didorong oleh isu paket bom yang marak terjadi sepekan terakhir.
Dia berharap media tidak terlalu membesar-besarkan isu teror bom berbentuk paket itu, karena cenderung meresahkan masyarakat, padahal belum tentu paket tersebut berisi bom. "Semua paket yang diduga bom di daerah, ternyata isinya bukan bom, media terlalu membesar-besarkan hal ini," kata dia.
Sehari sebelumnya, Gegana Polda Lampung memeriksa sebuah paket yang dikemas mirip kado dan diletakkan di teras Masjid Al Fatah, Kampung Murnijaya, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulangbawang Barat. Pengurus masjid mencurigai paket tanpa pemilik itu karena menyerupai paket bom buku, namun setelah diperiksa hanya berisi pakaian dan perlengkapan bayi.
Sementara itu, di Bandarlampung pada hari yang sama, seorang pemilik kos di Bandarlampung Iqbal Mullah menerima paket yang mencurigakan, karena ditujukan langsung kepadanya dari seorang pengirim yang tidak dikenal, dan setelah dibuka, paket tersebut berisi bukan bom.
Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, warga heboh karena sebuah paket tebal mirip bom yang dikirimkan untuk rektor UMJ, dan setelah disisir oleh Gegana Polda Lampung, hanya berisi proposal bantuan dana PAUD. (up/rpbo)