KEDIRI (voa-islam.com) – Nabi Palsu Padepokan Linggar Jati gegerkan warga Kediri karena mengaku inkarnasi Nabi Muhammad. Mantan bajing loncat ini lakukan tindak asusila terhadap murid wanitanya saat menerima wangsit.
Di padepokan Linggar Jati yang didirikannya di Desa Sentoyo, Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, pria berusia 42 tahun itu mengaku dirinya sebagai nabi dengan berkedok sebagai dukun sakti di tempat praktik pengobatan dengan media air. Banyak pengikut, serta pasien yang berobat kepadanya, karena SFD diyakini mampu menyembuhkan segala macam penyakit.
"Saat mengobati, SFD menggunakan media air yang telah diberikan doa-doa. Tetapi, SFD praktik di masjid dan itu yang membuat warga resah," kata Sori (35), salah seorang warga setempat.
Buntut dari keresahan warga terhadap ajaran SFD itu, puluhan massa yang terdiri dari mantan murid SFD, serta tokoh masyarakat melaporkan ke Polsek Plemahan.
Sori menuturkan, warga merasa resah dengan keberadan SFD, karena ajaran yang disebarkan sudah menganggu ketenteraman warga. Selain menjadi dukun, ternyata ia juga sering ke masjid-masjid di sekitar perkampungan warga untuk menyebarkan ajarannya yang dinilai warga menyimpang.
Secara terang-terangan, SFD selalu menyebut dirinya adalah nabi kepada para muridnya, sehingga menyebar kepada warga lainnya. Saat mengaku nabi, SFD bertingkah seperti orang kesurupan, suaranya berubah menjadi seperti orang tua. Biasanya, sebelum kerasukan dia memberitahu seluruh pengikutnya. Karena ada wahyu atau perintah dari Tuhan yang akan disampaikan.
....Di padepokan Linggar Jati, SFD mengaku sebagai nabi dengan berkedok sebagai dukun sakti di tempat praktik pengobatan dengan media air....
"Aku iki Sukir, nduwe guru Mohammad Ya'in. Sejatine Mohammad Ya'in yoiku Kanjeng Nabi sing lebur dadi siji karo badanku. (Aku adalah Sukir, punya guru Mohammad Ya'in. Mohammad Yain adalah Nabi Muhammad yang telah menyatu dengan badan saya)," kisah Sori menirukan ucapan SFD, Senin (18/4/2011).
Ali (34), salah satu warga yang juga mantan pengikut SFD mengatakan, saat ini yang bersangkutan melarikan diri. Ali yakin SFD bukan nabi karena sikapnya mengecewakan dan sering melanggar janji.
"Kami merasa telah ditipu. Banyak janji-jajinya yang tidak ditepati. Jadi kami semakin yakin, bahwa dia bukan nabi. Karena nabi tidak memiliki sifat pembohong," kata Ali ditemui di Mapolsek Plemahan, Senin (18/4/2011)
Kekecewaannya bertambah, ketika terungkap bahwa mantan gurunya itu pernah mempunyai latar belakang tindak pidana, berbuat asusila kepada salah seorang murid perempuannya sendiri.
Bersama warga setempat, Ali pun meminta polisi turun tangan dan mengusut, bahkan meringkus SFD. Ia tidak ingin, warga resah karena sikapnya yang membohongi banyak orang itu.
"Ia jelas bukan nabi, karena dia itu pembohong. Untuk itu, kami minta polisi segera meringkusnya," desaknya.
....SFD yang mengaku nabi sering melakukan pelecehan seksual dan berbagai tindakan asusila terhadap pasien sekaligus pengikutnya....
Lecehkan pengikut perempuan saat terima wangsit
Alasan lain kegeraman warga memuncak setelah terungkap bahwa SFD yang mengaku nabi sering melakukan pelecehan seksual dan berbagai tindakan asusila terhadap pasien sekaligus pengikutnya.
"Setelah SFD tertangkap, maka akan terkuak seluruh perbuatan nistanya. Salah satunya adalah dugaan perbuatan asusila. Itu dilakukan terhadap pasien sekaligus pengikutnya," ungkap Sori.
Modus perbuatan asusila itu, menurut Ali, berlangsung ketika SFD dalam keadaan kerasukan, untuk menerima wahyu atau perintah dari Tuhan. Informasinya, tidak hanya satu orang yang menjadi korban.
"Kami yakin, SFD belum berlari jauh. Dia masih bersembunyi di sekitar Kecamatan Plemahan. Kami tengah mencari keberadaannya. Kami sudah geram dengan ulahnya," ujar Ali.
Nabi Palsu mantan penjahat 'Bajing Loncat'
Di kepolisian, ternyata SFD sang nabi palsu itu sudah memiliki catatan hitam karena pernah terlibat tindak pidana.
....SFD sang nabi palsu itu sudah memiliki catatan hitam karena pernah terlibat tindak pidana....
"Dia (SFD) sempat masuk penjara dalam sebuah kasus. Kabarnya seorang bajing loncat. Tetapi itu semua masih sebatas kabar," kata Nur, salah seorang pengikutnya, Senin (18/4/2011) siang.
Masyarakat tidak terlalu mengenal sosok SFD. Sebab, pria yang dikabarkan telah bercerai dengan istrinya itu lama meninggalkan kampung halamannya.
Dalam merantau itu, SFD, mendapatkan ilmu yang digunakannya untuk mengobati para pasiennya. Kebanyakan pasiennya adalah kaum pria, yang akhirnya mereka tidak jarang menjadi pengikut.
Kapolsek Plemahan AKP Hadi Purnomo saat dikonfirmasi mengenai status SFD yang dikabarkan memiliki catatan kepolisian itu mengaku baru sebatas mendengar. Pihaknya akan segera menyelidikinya.
MUI dan Kepolisian Turun Tangan
Kepala Kepolisian Sektor Plemahan AKP Hadi Purnomo membenarkan telah menerima laporan warga tentang nabi palsu itu. Pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi yang berasal dari warga dan para pengikutnya. "Kami masih selidiki laporan itu. Kami juga sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi yang berasal dari warga dan pengikutnya," ucap Hadi.
....Terhadap indikasi pelecehan seksual terhadap para murid dan pasien SFD, Kapolsek Plemahan berkoordinasi dengan Unit PPA Polres Kediri....
Terhadap indikasi pelecehan seksual terhadap para murid dan pasien SFD, Kapolsek Plemahan berkoordinasi dengan Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kediri. Apabila SFD terbukti melakukan tindak asusila, maka dapat dijerat dengan pasal pidana.
"Ini yang sedang kita koordinasikan dengan PPA. Kami juga tengah meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk mantan pengikutnya. Jika memang terbukti, maka dapat diproses secara hukum yang berlaku," pungkasnya.
Tak ingin masalah nabi palsu Desa Sentoyo berlarut-larut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kediri akan segera mengambil sikap. "MUI akan segera melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Mungkin besok kita langsung ke lapangan," kata Sekretaris MUI Kabupaten Kediri Hamam Tantowi, Senin (18/4/2011).
Semakin cepat tindakan MUI, imbuh Hamam, maka keresahan yang terjadi di masyarakat dapat segera diminimalisir. Dia juga tidak ingin timbul ketegangan di masyarakat.
Terhadap banyaknya orang yang sudah menjadi pengikut SFD, Hamam berjanji pihaknya akan melakukan penyadaran. [taz/ant, inl]