View Full Version
Kamis, 12 May 2011

Perayaan HUT Israel di Indonesia: Tindakan Bodoh & Pelecehan NKRI

JAKARTA (voa-islam.com) – Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Israel di Jakarta adalah tindakan orang bodoh yang tidak memahami konteks sejarah Indonesia. Pengakuan kemerdekaan Indonesia pertama kali justru dilakukan oleh Mesir dan Palestina, bukan oleh Israel. Ketidakadilan Israel dan Barat terhadap Palestina juga menjadi alasan kenapa perayaan itu tidak perlu dilakukan.

Meski rencana peringatan HUT Kemerdekaan Israel di Jakarta pada hari Sabtu, (14/5/2011) itu masih sekedar rumor, namun para tokoh sudah bereaksi keras mengecam acara yang digagas aktivis Kristen yang mengaku bernama Unggun Dahana.

Hampir seluruh tokoh mengecam acara bawah tanah tersebut. Wasekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai aksi oknum pemuda Kristen itu hanya memancing di air keruh. Sebab masih banyak hal yang perlu didahulukan ketimbang merayakan kemerdekaan Israel yang tidak ada manfaatnya dan bahkan cenderung memicu kontroversi.

“Bung Karno pernah bilang dahulukan yang penting-penting dulu, jadi itu tidak diperlukan,” kata Hasto Kristiyanto usai acara pembukaan Grammen Bank di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2011).

Hasto menambahkan, masih banyak masalah yang perlu diselesaikan oleh bangsa Indonesia saat ini ketimbang merayakan kemerdekaan Israel. “Juga permasalahan keadilan sosial yang belum terwujud. Mending melakukan sesuatu yang konkret ketimbang memancing di air keruh,” ujarnya.

Hasto menuding inisiator perayaan kemerdekaan Israel sebagai orang bodoh tidak memahami konteks sejarah Indonesia karena pengakuan kemerdekaan Indonesia pertama kali justru dilakukan oleh Mesir dan bangsa Palestina, bukan oleh Israel. Ketidakadilan Israel dan Barat terhadap Palestina juga menjadi alasan kenapa perayaan itu tidak perlu dilakukan.

“Sejak awal kemerdekaan Indonesia dilandasi semangat persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain. PDI Perjuangan sejak awal mendukung kemerdekaan Palestina,” ujar mantan anggota Komisi VI DPR ini.

Hasto mengatakan, kemerdekaan warga negara Indonesia dalam menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul juga harus dalam bingkai keindonesiaan. “Harus dipertanyakan apa manfaatnya solidaritas kemerdekaan Israel?” ujarnya.

Senada itu, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menilai perayaan kemerdekaan Israel di Indonesia sebagai pelecehan terhadap NKRI dan pelakunya layak diperiksa. Taufik meminta aparat penegak hukum mencegah perayaan kemerdekaan Israel di Jakarta.

“Terlepas dari apapun, negara kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Secara prinsip ini adalah bentuk pelecehan terhadap NKRI. Penegak hukum TNI dan Polri harus mencegah dan kalau perlu menginterogasi karena ini bisa memancing tindakan provokasi terhadap NKRI,” ujar Anggota DPR dari Fraksi PAN itu kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/5/2011).

Taufik juga mengecam Unggun Dahana yang hendak mengkonsolidasi perayaan ulang tahun kemerdekaan Israel. Ia menyebut upaya yang dilakukan Unggun hanyalah mencari sensasi murahan yang justru memancing provokasi yang tidak perlu.

Kecaman tak kalah kerasnya juga disampaikan oleh Wakil Ketua MPR Hajrianto Yasin Tohari. Anggota DPR dari fraksi Partai Golkar ini tidak bisa mentolerir acara itu, selama Israel belum memberikan kemerdekaan kepada bangsa Palestina.

“Menurut hemat saya, kita tidak bisa mentolerir peringatan Hari Kemerdekaan Israel selama pemerintahan Israel belum memberikan kemerdekaan kepada bangsa Palestina,” kata Hajri usai mengunjungi mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, di Jalan Purwakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2011).

Hajri menambahkan, hal tersebut harus memperhatikan dari aspek politik internasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama yang menjunjung tinggi hak kemerdekaan segala bangsa.

“Kita lihat Israel itu menjajah Palestina itu sebuah fakta dan kenyataan politik yang tidak bisa diingkari,” ujarnya. “Untuk itu maka sebaiknya peringatan itu tidak dilakukan,” tambahnya.

Tak ketinggalan, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil meminta aparat kepolisian mencegah rencana perayaan HUT kemerdekaan Israel ke-63 di Jakarta.

”Tugas polisi ya mencegah jangan sampai mereka merayakannya,” ujar Nasir melalui pesan singkat, Kamis (12/5/2011).

Dikatakan Nasir, alasan pencegahan ini karena Israel itu identik dengan penjajah yang sampai saat ini masih ingin menjajah Palestina. Karena itu sudah sepatutnya aparat keamanan dalam hal ini polisi mencegah rencana tersebut. ”Dari pada menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya polisi harus mencegah jangan sampai dirayakan,” tandasnya.

[taz/inl, dtk]


latestnews

View Full Version