View Full Version
Kamis, 19 May 2011

Pemimipin Eksekutif, Legislatif & Yudikatif Sama-sama Munafik

Jakarta (voa-islam) – Mereka yang mengatasnamakan dirinya Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai memohon kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat untuk mengeluarkan Fatwa Haram terhadap para pemimpin munafik. Permohonan itu disampaikan kepada MUI agar ditindaklanjuti.

Reformasi yang digulirkan pada tahun 1998 sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap kedzaliman Rezim Orde Baru yang diharapkan dapat melahirkan perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini, serta mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia, ternyata justru menciptakan deformasi pada sistem ketatanegaraan kita, serta membuat kekacauan dalam berbangsa dan bernegara, yang pada akhirnya berujung pada penderitaan rakyat.

Deformasi tersebut pada gilirannya mengakibatkan lahirnya banyak pemimpin munafik, baik di lembaga eksekutif, legislative maupun yudikatif. Para pemimpn munafik itu bisa dilihat dari banyaknya pemimpin yang tidak memiliki kepribadian kuat, labil, reaksional bahkan impulsive alias meledak-ledak.

Menurut Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai yang beranggotakan 11.400 orang ini, pemimpin munafik bisa terlihat dari sikapnya yang tidak konsisten dan tidak bisa menyesuaikan antara ucapan dengan tindakan. Mereka sangat mudah menebar janji, lalu dengan mudahnya pula mengingkarinya.

Bukankah Rasulullah Saw bersabda: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: Apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia ingkar, dan apabila diberi amanah dia berkhianat.” (HR. Bukhari-Muslim).

Dengan demikian, pemimpin-pemimpin munafik adalah pemimpin yang sering melakukan kebohongan publik, suka berdusta, dan mengingkari ucapan. Pemimpin munafik jelas telah berkhianat pada rakyat dan Tuhan-Nya sendiri.

Rasulullah Saw bersabda: “Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila turun dari mimbar, mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai.” (HR. At-Tabrani)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw bersabda: “Sesunggguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya, sedangkan orang jujur dianggap berdusta. Pengkhianat diberi amanah, sedangkan orang yang amanat dituduh khianat. Dan pada saat itu, para Ruwaibidhah mulai angkat buicara. Ada yang bertanya, “Siapa itu Ruwaibidhah?” Beliau menjawab: “Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak (umat).” (HR. Ahmad)

Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai mengajak rakyat Indonesia untuk menyikapi para pemimpin munafik agar tidak berkelanjutan di negeri ini. Karena pemimpin munafik, mulai dari Eksekutif, Lagislatif dan Yudikatif, sangat berdampak buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jika tidak disikapi, maka kehancuran lah yang datang bagi negeri ini. Karena itu, jangan sampai membuat rakyat dan Tuhan menjadi murka, dikarenakan pemimpin munafik yang gemar berdusta, senantiasa berkhianat dan tidak amanah. ● Desastian


latestnews

View Full Version